Muhammad Iqbal.
Sebentar lagi tahun baru Islam akan kita jelang, dan teringatlah kisah yang sangat bersejarah dalam sejarah perkembangan Islam di awal dan menjadi suri tauladan dan mengandung pelajaran yang sangat penting buat perkembangan umat manusia, bukan cuman umat Islam saja. Tapi perkembangan umat manusia, karena sudah kita saksikan dalam sejarah dan media barat khususnya menggambarkan bahwa perekembangan Islam ke seluruh penjuru dunia di warnai oleh darah dibalik kilapan pedang perekasa para pengibar bendera Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad itu Rasullah .
Waktu itu di Jahira Arab tepatnya di kota Mekkah waktu itu umat Islam yang masih minoritas mulai sangat terdesak makanya atas wahyu turunlah perintah hijrah. Dan semua muslim di kota Mekah waktu itu melakukan hijrah , atau pindah. Dan hampir 99,9 % muslim awal waktu itu melakukan hijrah secara sembunyi-sembunyi , bahkan Rasullah dan Abu Bakar sendiri melakukan hijrah denga diam-diam , dan waktu itu rumah Rasullah di kepung oleh kaum kafir Mekah. Dan Rasullah serta Abu Bakar As Shidik ra , juga melakukan hijrah dengan sembunyi-sembunyi karena memang waktu itu kaum muslimin di buru dan ditangkap. Dan singkat kata pokoknya kaum muslimin waktu itu dalam keadaan lemah dan melakukan hijrah dengan sembunyi-sembunyi. Pokoknya waktu itu umat Islam mengalami nasib yang memilukan dan memprihatinkan.
Tapi ada seorang Umar bin Khattab ra , yang melakukan hijrah dengan terang-terangan dan malah memproklamirkan bahwa dirinya besok akan hijrah dan barang siapa yang ingin istrinya jadi janda , atau anaknya ingin jadi yatim, ibunya pengen kehilangan anaknya maka silahkan hadang saya karena besok saya mau hijrah. Dan malah tidak ada satupun penduduk kafir Mekah yang menghadang hijrahnya Umar bin Khatab ini.
Begitu juga setelah sampai di kota Yastrib , atau sekarang terkenal dengan nama kota Madinah, hampir semua kaum muslim yang hijrah atau disebut sahabat Mujahirin ini sekarang menjadi penganguran dan miskin. Karena mereka rata-rata membawa sekedarnya saja untuk hijrah , meski mereka disana berpunya tapi di Madinah mereka kini miskin . Maka ada perintah dari Rasullah untuk mempersaudarakan sahabat Muhajirin dengan sahabat Ansar. Sahabat Ansar adalah sahabat-sahabat Rasullah yang ada di Madinah. Dan membagikan harta juga istri-istrinya kepada sahabat Muhajirin. Dan ada seorang yang menolak dengan halus pemberian harta ini. Yaitu Abdurahman bin Auf Ra, beliau menolak dikasih sebagian harta oleh saudara dari Anshor tapi beliau meminta untuk menunjukan dimana pasar dan meminjam buat modal. Dan cuman dalam hitungan hari beliau kembali menjadi saudagar dan kaya lagi. Inilah dia Abdurahman bin Auf Ra.
Begitu juga dengan seorang yang dijuluki dengan Pedang Allah, Kholid bin Walid Ra, beliau dalam memimpin perang selalu menang taktik dan strateginya dalam memimpin pasukan dalam perang selalu menang. Dan sampai-sampai pasukannya ini kalau Kholid bin Walid ra yang jadi pemimpinnya maka pasukannya selalu percaya pasti perangnya akan dimenangkan. Bahkan dalang dari kekalahan umat Islam di gunung Uhud yang menyebabkan Rasullah terluka dan kaum muslimin kocar kacir waktu itu. Dalang strateginya adalah Kholid bin Walid Ra, sewaktu masih kafir beliau mengalahkan pasukan muslimin di gunung Uhud dengan strategi pura-pura kalah dan lari meninggalkan harta benda sehingga pasukan pemanah diatas gunung tidak sabar mengambil harta rampasan dan yang terjadi saat hampir sebagian besar pasukan pemanah diatas turun mengambil harta rampasan pasukan kafir datang lagi dengan jumlah yang lebih dan membantai pasukan muslim. Dan dalam sejarah memang Kholid bin Walid Ra tidak pernah kalah dalam memimpin pasukannya. Dan ini bukan cerita dongeng atau cerita komik. Tapi ini cerita manusia nyata yang disamping kehebatannya luar biasa sehingga seolah-olah Tuhan pun berkonsultasi dahulu menurunkan takdirNya untuk manusia-manusia ini.
Sebenarnya kalimat “ Kembangkanlah kemampuanmu sampai Tuhanpun berkonsultasi menurunkan takdirNya “, untukmu tidak lain dan tidak bukan bersal dari ayat suci Al Qur'an yang berbunyi “ Tuhan tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu mau merubahnya sendiri “.
Begitu juga dengan kisah para Nabi yang memukul atau menyuruh malaikat maut untuk pulang karena belum mau mati,seperti kisah Nabi Ibrahim As dan kisah Nabi Musa As. Dan didalam kisah klasik dalam era kolonialisme banyak pejuang yang ditembak kebal dan sepertinya keluar dari sunnahtullah , yang jelas adalah kertika terjadinya peristiwa 10 November ketika pasukan sekutu melakukan penyerangan ke kota Surabaya , secara nyata sudah pasti hancur lebur kota Surabaya. Tapi semua diluar perkiraan manusia , dan malah sekutu dan antek-anteknya yang kalah . Dan waktu itu ketika Bung Tomo mau menyuarakan jihad , K H Hasim Asari mencegah Bung Tomo , nanti dulu Bung kita sedang menunggu saudara-saudara kita dari Cirebon . Dan waktu itu ada 4 Kyai dari Cirebon beserta santri-santrinya dan Kyai-Kyai Indramayu juga santri-santrinya yang datang ke Surabaya. Ketika 4 Kyai dari Cirebon ini datang barulah K H Hasim Asyari mempersilahkan Bung Tomo menyeruakan jihad dan membakar api perjuangan dan lebih dikenal dalam sejarah dengan Arek-arek Suroboyo. Dan bukan rahasia doa adalah senjata muslim. Dan beberapa Kyai ini sudah paham dan mengerti akan kunci-kunci yang bisa merubah sunnahtullah , dan mereka sangat paham dengan ajaran kewalian yang diajarkan Syek Abdul Qodir Jaelani.
Takdir itu bisa dirubah jika pembuat takdir itu yang mau merubahnya, mau meneruskan mau menghapusnya karena Allah itu Maha Kuasa tapi jelas semua ada kunci-kuncinya. Ada shortcutnya ada codingnya ada rumusnya.