Ya, Mita lah yang berhasil merubahnya dari lelaki brengsek menjadi agak bener. Sudah mulai rajin sekolah, tidak sering cabut dan dugem mulu, sudah mulai mengurangi minum berakhol dan merokok. Bian bersyukur masih ada wanita baik-baik yang mau menjadi kekasihnya. Padahal semua tahu dia itu brengsek, tapi Mita tidak peduli ketika semua temannya melarang berpacaran dengan Bian. Mita terus membela dirinya. Itu yang membuat perlakuannya beda ke Mita. Â Dia hormat, dia sayang, dia nurut. Tidak pernah memperlakukan Mita macam-macam.
Namun, karena jiwa brengseknya masih ada, apalagi teman-temannya masih ngajak. Bian belum bisa meninggalkan kehidupan malamnya. Dia belum mampu mengendalikan nafsunya. Dia backstreet dengan Vinapun, lebih kepada hanya untuk pemenuhan nafsunya. Â Bian menutupinya dengan rapi, tidak ada postingan di IG,SW dan medsos yang dia miliki tentang Vina. Teman-temannya pun pandai menyimpan rahasia sebab sudah menjadi satu syarat di komunitas mereka untuk menjaga rahasia masing-masing anggota. Vina sendiripun tidak peduli,Bian mau pacaran pasang dua, tiga terserah. Yang pasti ketika dia butuh Bian harus ada. Deal.
Awalnya dia puas main dua kaki. Dengan Mita, Â Bian berlakon sebagai lelaki penurut, sopan dan tidak aneh-aneh. Jangankan minta peluk cium layaknya orang pacaran, memegang tangan Mita saja dia selalu minta izin dulu seperti akan akan menyeberangi jalan dan sebagainya. Percintaan mereka lebih kepada diskusi dan merancang masa depan. Mita gadis baik-baik yang selalu akan dia jaga.
Hingga badai itu datang. Vina kekasih backstreet nya bertingkah, karena sudah lama tidak diberi jatah. Bian asyik jadi anak baik, menemani Mita. Kadang ke perpustakaaan daerah, mengantarkan Mita les nari. Ikut pengajian bersama Mita. Karena kesibukan baiknya itu  dia sedikit lengah dengan Vina. Vina meradang karena permintaannya untuk nonton, dugem dan minum di cafe sering ditolak Bian halus dengan alasan sekolah.
Malam itu Vina memaksa, kemauannya harus dituruti. Akhirnya Bian mengerti, dia paham sekali bagaimana Vina. Bian menjemput Vina ke kosannya. Namun seperti yang sudah diduga Bian, malam itu Vina ingin "main-main" dulu sebelum keluar dugem, karena sudah terlalu lama tidak berjumpa Bian. Bianpun menuruti. dinding kos dan denting jam di kamar Vina menjadi saksi pertempuran mereka yang buas. Â Setelah puas, baru mereka pergi dugem.Â