Sekup kecil sebuah kebahagiaan diantara penghuni kehidupan di muka semesta ini. Sebuah perkumpulan atau lebih kurang interaksi sebuah komunikasi mereka, para penghuni kehidupan. Sesederhana seruput ragam teh-kopi, hingga camilan dan menu lain pengisi lambung. Bahagia sudah para penghuni, kepada hampar kemungkinan sang ruang dan sang waktu di kehidupan ini.
Terlepas sebagai individu ataupun kelompok kecil/besar, terdekat/sekitar, dan kesertaan "atau" lainnya. Untuk sebuah jalan semesta yang terhampar sebagai kemungkinan, cukup "menikmati" menjadi sikap siap bersama sang ruang dan sang waktu. Yang untuk mencipta lahirnya bahagia dari penerimaan, atas batas luas hampar semesta yang tak terjangkau. Bukan tak mampu, lebih pada sadar diri atas keterbatasan. Sadar keterbatasan yang setidaknya mengetuk ke sang tiada batas, mengharap limpah berkah hujan dan menari raya menyambutnya. Tidak berkeluh membencana atau menyempitkan umpat keluh kesah.
Masa atau waktu yang tak kenal mundur tak memberikan kesempatan sesederhana kemungkinan untuk sepenuhnya memegang kendali. Seringkali "seiring" atau "seiringan" berupaya membersamai, yang berbalik lurus pula sang waktu berjalan tanpa henti tak mengenal lelah meninggalkan hal-hal yang mengupayakan ragam iringan.
Yang akhirnya, cukup menikmati kemungkinan pada alunan simfoni semesta, bersama dan oleh sang ruang dan waktu Nya. Untuk tidak sekedar lelah hampa jalan panjang, untuk menari ditengah hujan yang tak tahu kapan berhenti. Ya, menikmati semesta kemungkinan tak pasti, cukup.