Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Topeng Akademis: Bobroknya Integritas Seorang Professor

25 Agustus 2024   12:50 Diperbarui: 25 Agustus 2024   12:50 50 2
"Higher education is not necessarily a guarantee of higher virtue", kutipan dari filsuf Inggris Aldous Huxley yang menunjukan bahwa memiliki pendidikan tinggi tidak secara otomatis menjamin seseorang memiliki kebajikan. Pendidikan tinggi mungkin memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas, tetapi tidak selalu mengajarkan nilai-nilai etika atau pengembangan karakter yang mendalam. Etika dan moralitas seseorang lebih dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dialami langsung oleh individu, serta konteks sosial masyarakat dibandingkan dengan akademis yang hanya teoritis saja.  

Gelar akademis kini sering dianggap sebagai simbol prestise yang sangat diidamkan, hampir setara dengan jabatan penting dalam masyarakat. Gelar ini bukan hanya memberikan kekuasaan dan perlindungan, tetapi juga akses yang memadai untuk bertindak tanpa takut akan sanksi, berkat status sosial yang melekat. Ironisnya, banyak orang rela melakukan apa saja demi meraihnya, bahkan jika itu berarti mengabaikan integritas. Alhasil, di balik facade gedung-gedung tempat menimba ilmu, sering kali yang tersisa bukanlah sosok terpelajar yang bijaksana, melainkan individu-individu yang rakus dan serakah, tanpa rasa kepuasan.

Menurut laporan Merdeka.com, hingga saat ini, lebih dari enam profesor di Indonesia telah terlibat dalam kasus korupsi, dan jumlahnya terus bertambah. Situasi ini tentu patut menjadi perhatian serius bagi kita semua. Betapa ironisnya, gelar akademik yang seharusnya mencerminkan integritas dan keahlian malah bisa "diperjualbelikan" dan "dibeli" oleh mereka yang tidak layak. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun