Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Cerdaskan Rakyat dengan Perpustakaan Rakyat

24 April 2012   06:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11 256 0
Tak kurang dari empat puluh anak setiap harinya mengunjungi rumah kecil di Kampung Bojong, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Bogor. Bukan untuk main video game seperti kebanyakan anak-anak lainnya, melainkan untuk membaca buku di Taman Baca yang dikelola oleh Dede Hakim, seorang relawan Al AzharPeduli Ummat (APU). Lelaki lulusan SLTA ini memiliki semangat tinggi untuk memberi kesempatan adik-adik di lingkungannya untuk lebih cerdas dan berwawasan luas melalui buku. “Saya tidak ingin anak-anak Kampung Bojong mengalami kesulitan untuk sekolah seperti saya dulu. Meski baru berupa Taman Baca ini yang bisa saya lakukan,” ujar Dede sambil mengungkapkan, bahwa kebanyakan remaja di kampungnya hanya bisa sekolah sampai lulus SLTP saja.

Tak hanya Dede, Di Kampung Baru, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembur Situ, Sukabumi, Ustadz Iwan Setiawan menyulap teras rumah kontrakannya menjadi ruang belajar gratis bagi anak-anak yatim dan dhuafa di sekitarnya. Di rumah yang tak begitu besar itu puluhan anak mengikuti bimbingan belajar, kajian ilmu agama dan menikmati ratusan buku di perpustakaan kecil Rumah Belajar Gemilang. Tak satupun dari anak-anak yang belajar di rumah itu dipungut biaya, bahkan bagi anak-anak yatim akan mendapat bantuan dana pendidikan.

Cara berbeda dilakukan relawan-relawan Al Azhar di Solo dan Sukoharjo. Dua sepeda motor dimodifikasi menjadi motor perpustakaan yang mengangkut ratusan buku dan berkeliling kesekolah-sekolah di sekitar Solo. Sekitar 40 sekolah sudah menjadi anggotanya saat ini, padahal di awal program ini motor-motor ini sering ditolak masuk sekolah. Setiap hari, beberapa sekolah menjadi target kunjungan para relawan ini. Bahkan karena jumlah anggota sekolahnya terus bertambah, para relawan harus membuat jadwal kunjungan karena keterbatasan armada dan buku-buku yang tersedia.

Masing-masing sekolah mendapat jatah dua jam kunjungan, kemudian para relawan beranjak lagi ke sekolah lain. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh anak-anak yang selalu antusias menyambut kedatangan motor perpustakaan ini. Para relawan ini cukup kreatif dalam melayani anak-anak, sebelum jam kunjungan berakhir anak-anak dikumpulkan untuk menyampaikan hasil bacaan mereka. Setiap anak mencoba menjelaskan isi buku yang mereka baca, dengan gaya dan dialog khas mereka. Ada yang lucu, ada yang serius ada juga yang menggunakan atraksi unik dan bahasa tubuh agar teman-temannya bisa mengerti.

Ada satu episode yang selalu membuat semangat relawan-relawan ini tak pernah pupus, yakni ketika mereka hendak meninggalkan satu sekolah untuk menuju sekolah lainnya. Anak-anak ikut mengantar motor itu melaju sampai gerbang sekolah, mereka berteriak agar motor perpustakaan segera kembali lagi kesekolah mereka esok hari. Sambil tersenyum seraya mengangguk, relawan APU melambaikan tangannya kearah anak-anak, dan motor pun melaju kencang sementara anak-anak masih berdiri di gerbang memandangi motor relawan yang semakin menjauh.

Kepedulian relawan-relawan di Solo ini bukan tanpa sebab, banyak sekolah di Solo dan Sukoharjo yang tak memiliki perpustakaan yang memadai. Kalaupun ada ruang perpustakaan, isinya buku-buku usang yang jumlahnya terus berkurang. Tak sedikit sekolah yang menyediakan ruang perpustakaan hanya sebagai sarat untuk memenuhi Standar Sekolah Nasional (SSN), namun kurang memerhatikan pengelolaan dan ketersediaan buku-bukunya.

Rasanya, tak adil jika terus menerus memberi cap negatif yang selama ini tersemat, bahwa minat baca anak-anak Indonesia itu rendah. Padahal, bukan minat bacanya yang rendah namun keterbatasan akses bagi anak-anak itu untuk mendapatkan buku-buku dan bahan bacaaan berkualitas. Kehadiran perpustakaan dan taman bacaan di masyarakat seperti yang dikelola Dede Hakim, Ustadz Iwan, dan relawan-relawan di Solo menjadi gambaran bahwa minat baca mereka tinggi dan sangat dibutuhkan. Al Azhar Peduli Ummat (APU) menjadikan program perpustakaan rakyat ini sebagai salah satu program penting harus terus dikembang tumbuhkan di banyak tempat, terutama di daerah-daerah. Semoga niat baik ini terus mendapat dukungan dari berbagai pihak yang sama-sama memiliki kepedulian untuk terus meningkatkan kecerdasan di masyarakat kita.

Selain beberapa perpustakaan binaan APU di atas, tersedia juga perpustakaan yang cukup lengkap dengan 4.000 buku di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) di Sawangan, Depok. RGI yang merupakan pusat latihan keterampilan bagi anak-anak dhuafa dan anak putus sekolah, berkepentingan untuk melengkapi fasilitasnya dengan perpustakaan, sebagai penunjang aktititas belajar siswa RGI. Perpustakaan yang dikelola secara professional ini pun terbuka bagi masyarakat umum di sekitar RGI. (APU)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun