Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

JIPA Fest 2011 Rambah Benua Amerika

3 Oktober 2011   12:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 214 3
[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Indonesia mengangkat judul "][/caption] Pergulatan seni di Jogjakarta hampir tidak pernah sepi. Tiap hari, ratusan komunitas seni tumbuh dengan beragam latar. Jogja International Performing Arts Festival (JIPA Fest 2011) sebagai salah satu bukti. kehadirannya  belum lama ini, mengukuhkan Jogja menjadi ladang para seniman. Menariknya,  dalam pertunjukan yang dihelat 24, 25, dan 26 September 2011 seniman-seniman tidak hanya dari Asia terutama Jepang dan Korea, namun tahun ini sudah mulai merambah ke negara-negara seperti Australia, Amerika, Swedia, dan bahkan Serbia. Deretan seniman kelas dunia hadir dalam pertunjukan tersebut, sebut saja Michael Sakamoto (USA), Katsura Kan (Jepang), Naomi Mirian (Jepang), dan Anterdans (Indonesia). Michael Sakamoto menciptakan pertunjukan interdisipliner butoh berbasis teater tari dan teater kontemporer serta fotografi, instalasi, dan seni media. [caption id="" align="alignleft" width="394" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Indonesia mengangkat judul "][/caption] Naomi Mirian menampilkan sebuah hiburan yang mencampurkan bentuk Jepang yang lama & Jepang yang baru. Katsura Kan menampilkan karyanya yang berbasis pada Tatsumi Hijikata’s butoh, dan Anterdans seorang seniman dari Yogyakarta Indonesia, akan menampilkan karyanya yang berjudul “Kiss”. Keempatnya merupakan seniman-seniman kontemporer dengan banyak pengalaman dan bahkan penghargaan di bidang seni-seni  pertunjukan. Meskipun banyak hal yang tidak dimengerti dari seni kontemporer, tapi disitulah letak tantanganya, tentang bagaimana menerjemahkan bahasa-bahasa dalam seni kontemporer dan memahaminya sebagai sebuah karya seni yang layak untuk diapresiasi. Anies Media Relations JIPA  Fest 2011 menyebutkan,  JIPA Fest tahun ini diharapkan bisa memberikan sajian yang dapat mengembalikan semangat untuk terus berkarya dan menginspirasi masyarakat untuk lebih kreatif dan mengembangkan apresiasinya dibidang seni pertunjukan di Jogyakarta. “Penyelenggaraan JIPA Fest kali ini menghadirkan 11 group tari dan teater dari mancanegara yang juga akan berkolaborasi dengan seniman-seniman dari Indonesia,”katanya. Artist dan peserta yang tampil, kata Anies, merupakan seniman-seniman yang sudah sangat dikenal dibidang pertunjukan. Mereka dipilih berdasarkan rekomendasi sebuah tim kuratorial yang independent yakni, Bambang Paningron, Bimo Wiwohatmo, dan Soga Masaru. Konsep JIPA dibuat menjadi sebuah festival yang terbuka dengan mengabaikan segala macam perbedaan suku, ras, dan agama, dengan harapan nantinya akan terjadi komunikasi budaya yang terbuka berdasarkan hubungan kemanusiaan dan kreatifitas berkesenian. “Untuk tahun ini, JIPA sudah cukup menjadi sebuah festival yang cukup dikenal terutama untuk seniman-seniman asing yang ingin tampil pada acara ini,”katanya.(sumalistory.com) [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Indonesia mengangkat judul "][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="382" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Australia#2. Foto : Sumali Ibnu Chamid"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Australia.#1 Foto : Sumali Ibnu Chamid"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="408" caption="Fragmen Pertunjukan JIPA Fest 2011 asal Jepang #2. Foto : Sumali Ibnu Chamid"][/caption] http://sumalistory.com/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun