Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bulan [Cinta]

17 Maret 2011   17:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:42 151 2



/Cakap Sunyi/

Percakapan sunyi ; hanya aku dan dirimu.  Termenung mengeja tiap detik tanpa aksara , dalam diam.

/Rindu Semu/

Labirin itu belum usai kita lewati . Masih butuh cahaya menerangi sukma. Sekali lagi, bekal rindu saja tak cukup. Masih ada yang patut digali "Kepercayaan dan ikhlas"...

/Alir Asmara/

Lama aku membiasakan diri untuk tidak mengingatmu. Meski tak pernah mampu . kini kegelisahan bak tak terangkum . mendengarmu dalam kondisi sakit . Hanya bisa berdoa, semoga kesembuhan segera menyapamu , amin.

/Dirimu/



Tangkas, bak camar terbang dalam samudra.

Sayapnya kuat tak mudah patah.

Namun, tetap menari indah menyusur teluk dan gelombang..

/Hujan/



Hujan mengikis waktu...

Seolah mengambil separo hari,

Termasuk pertemuan kita kian tertunda..

/Sunset/



Matahari sudah diujung jarum.

Tiba-tiba angin menyeret kabut, jadi kelam.

Hanya Megamendung, memupus hari menjadi senja....

/Gerimis Rindu/



Gerimis, acap memancingku menulis sajak.

Namun kali ini tidak.

Aku hanya ingin sampaikan

bahwa gerimis menunda waktu kita bertemu

Biarlah gemuruh rasa menjadi ritus rindu.

/Pengunci Hati/



Siapakah Gerangan dirinya,

Yang telah berhasil mengunci hati

tak akan berhenti mencarinya...!

Karena, aku telah mabuk kepayang,

tanpa anggur

Alir [asmara] menjejali

makin tak terbendung

/Patah/



Aku merasakan apa yang kau rasakan

kita pernah membuat arah yang sama

Demi menjagamu, ku hadapi panas baja, ikuti nyanyian hati

kini hatimu telah beredar pada garis berbeda

Murka, Panah cinta telah patah..

/Get up/



Terpuruk ?

Bangunlah !

Esok masih ada pagi

Lekaslah bergerak

Simpan benang sinar surya

Bekal mengulum gelap

....dan cinta yang mulia. Tidak pernah diawali dengan penderitaan. namun kebahagiaan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun