/Cakap Sunyi/
Percakapan sunyi ; hanya aku dan dirimu. Â Termenung mengeja tiap detik tanpa aksara , dalam diam.
/Rindu Semu/
Labirin itu belum usai kita lewati . Masih butuh cahaya menerangi sukma. Sekali lagi, bekal rindu saja tak cukup. Masih ada yang patut digali "Kepercayaan dan ikhlas"...
/Alir Asmara/
Lama aku membiasakan diri untuk tidak mengingatmu. Meski tak pernah mampu . kini kegelisahan bak tak terangkum . mendengarmu dalam kondisi sakit . Hanya bisa berdoa, semoga kesembuhan segera menyapamu , amin.
/Dirimu/
Tangkas, bak camar terbang dalam samudra.
Sayapnya kuat tak mudah patah.
Namun, tetap menari indah menyusur teluk dan gelombang..
/Hujan/
Hujan mengikis waktu...
Seolah mengambil separo hari,
Termasuk pertemuan kita kian tertunda..
/Sunset/
Matahari sudah diujung jarum.
Tiba-tiba angin menyeret kabut, jadi kelam.
Hanya Megamendung, memupus hari menjadi senja....
/Gerimis Rindu/
Gerimis, acap memancingku menulis sajak.
Namun kali ini tidak.
Aku hanya ingin sampaikan
bahwa gerimis menunda waktu kita bertemu
Biarlah gemuruh rasa menjadi ritus rindu.
/Pengunci Hati/
Siapakah Gerangan dirinya,
Yang telah berhasil mengunci hati
tak akan berhenti mencarinya...!
Karena, aku telah mabuk kepayang,
tanpa anggur
Alir [asmara] menjejali
makin tak terbendung
/Patah/
Aku merasakan apa yang kau rasakan
kita pernah membuat arah yang sama
Demi menjagamu, ku hadapi panas baja, ikuti nyanyian hati
kini hatimu telah beredar pada garis berbeda
Murka, Panah cinta telah patah..
/Get up/
Terpuruk ?
Bangunlah !
Esok masih ada pagi
Lekaslah bergerak
Simpan benang sinar surya
Bekal mengulum gelap
....dan cinta yang mulia. Tidak pernah diawali dengan penderitaan. namun kebahagiaan