Dalam memilih simbol dan gambar untuk dijadikan motif tenunan, para penenun Bima tempo dulu berpedoman pada nilai dan norma adat yang Islami. Sebagai gambaran jati diri atau kepribadian Dou Mbojo yang taat pada ajaran agamanya. Mereka tidak boleh atau dilarang untuk memilih gambar manusia dan hewan guna dijadikan motif pada tenunannya.