Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

H-14 Penggulingan Jokowi

6 Mei 2015   16:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19 866 7
20 Mei 2015 rencananya akan dijadikan hari pelengseran atau penggulingan Presiden Jokowi. BEM UNS beberapa waktu lalu sudah membuka posko "penjemputan Jokowi" untuk pulang ke Solo dan menanggalkan posisinya sebagai Presiden karena dinilai tidak mampu mengurus negara Republik Indonesia. Selain itu, ada juga surat BEM seluruh Indonesia yang menyerukan demo besar-besaran di semua titik untuk memaksa Presiden Jokowi meletakkan jabatannya.

Sebelum lebih jauh membahas, sebenarnya ada pertanyaan yang cukup sederhana buat mereka: lalu yang jadi Presiden siapa? Bagaimana mekanismenya? Saya menjamin 99% mereka tidak bisa menjawab. Mungkin ekspresinya akan sama seperti saat dosen bertanya tentang suatu mata pelajaran, menunduk atau pura-pura tenang sok tahu padahal hati dag dig dug absurd.

Oke sekarang kita mulai bahas.

BEM UNS yang berencana menjemput Jokowi untuk pulang sebenarnya lebih lucu dari dagelan ILK. Mahasiswa-mahasiswa itu sama absurdnya seperti Cak Lontong yang nampak cerdas dan meyakinkan, namun isinya cuma lelucon untuk membuat penontonnya tertawa. Bayangkan, BEM UNS rencananya akan memberangkatkan 1,000 mahasiswanya ke jakarta dengan 20 bus. Namun baru 3 hari posko penjemputannya berdiri sudah bubar tanpa bekas. Jika komitmen menjaga posko dalam 3 hari saja tidak bisa, bagaimana bisa mereka mau mengatur 1,000 orang?

Sementara surat edaran BEM seluruh Indonesia juga sempat mendapat bantahan bahwa tidak ada rencana semacam itu. Mana versi yang benar? Kita tanyakan saja pada pada lingkaran survey Cak Lontong.

Lucunya momen ini dimanfaatkan oleh provokator sekaligus penjual spray di Indonesia saat ini, yakni Jonru. Beliau yang mendapat nafkah dari hasil tulisan propaganda terhadap Jokowi tentu saja tidak akan absen mengomentari. Beberapa tulisannya di facebook memang mengisyaratkan beliau mendukung penggulingan Jokowi 20 Mei 2015 ini.

BEM UNS dan Jonru sebenarnya memiliki kemiripan yang cukup positif. Mereka sama-sama tidak memiliki alasan terukur sehingga berkesimpulan ingin "melengserkan Jokowi."

Coba tanyakan saja apa alasan mereka? Jawaban paling detailnya hanya: Jokowi gagal memimpin negara ini dan menyusahkan rakyat karena kenaikan BBM. Setelah itu mereka bungkam. Karena memang hanya itu yang mereka tahu. Saya yakin andai mereka ditantang masuk ke dalam istana negara untuk berdebat dengan Jokowi, hasilnya bakal seperti mahasiswa yang sok teriak lantang berdemo namun kemudian bungkam kebingungan setelah didatangi oleh Ahok.

Tapi Presiden Jokowi tak perlu menanggapi serius ocehan mereka yang fals tersebut. "Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu." Presiden punya banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan, biarlah Jonru dan Mahasiswa terus berteriak sesuka hati dan kita bisa menikmati komedi demo dengan menghitung berapa orang yang turun ke jalan 20 Mei nanti? Semoga saja terulang cerita warga yang membubarkan demo mahasiswa. Supaya makin lucu media kita.

Sampai saat ini belum ada alasan yang cukup untuk melengserkan Jokowi seperti saat mahasiswa menurunkan Soeharto atau saat DPR MPR berkomplot menolak Gus Dur. Jadi kalau ada kabar burung 20 Mei nanti akan terjadi pelengseran, mungkin kita perlu mengapresiasinya dengan senyuman sinis.

Dalam tulisan kali ini saya ada tantangan logika yang pasti menarik untuk dijawab:

Jika kenaikan BBM kemudian disimpulkan sebagai kegagalan, apakah seorang mahasiswa layak didrop out hanya karena gagal dalam satu mata pelajaran?

Jika dalam 6 bulan mahasiswa sudah menilai pemerintahan Jokowi gagal, kira-kira berapa bulan mereka menyelesaikan skripsi? Kalau kalian manyelesaikan skripsi dalam 2 semester atau lebih, kira-kira bagaimana menyelesaikan permasalahan negara? Tak perlu repot berdemo membakar ban bekas kalau tontonan kalian masih "Ganteng-ganteng Srikandi"

Jika dalam 6 bulan Jonru sudah membuat tulisan pelengseran Jokowi karena menilai telah gagal, kira-kira beliau bisa mengempesi perutnya dalam 6 bulan tidak? Atau merapikan giginya yang abastrak itu kira-kira butuh berapa bulan? Tak perlu ketinggian membahas politik dan pelengseran Jokowi kalau dia masih dalam alam konspirasi spongebob yang kurang percaya bahwa Bali Nine benar-benar sudah dieksekusi.

Oke sekian tantangannya.

Saya tidak memaksa setiap pembaca untuk setuju dengan tulisan ini, namun kalau untuk menghadapi BEM UNS yang absurd itu rasanya tak perlu seorang pakar, banyak teman kompasianer yang siap menantang mereka debat meski harus satu lawan seribu dan mendidik mereka agar mengerti tentang apa yang sebenarnya terjadi di negara ini. Kalau soal Jonru, kita biarkan saja dia menjadi teman spongebob agar tetap lucu sesuai visi Jokowi #BikinRame. Kalau tidak dengan cara mencela Jokowi, kasihan nanti dia tidak bisa jualan spray.

Bagi yang tetap paten mau melengserkan Jokowi, ya sudah lengserkan saja. Gantikan dengan Aura Kasih jika perempuan atau minimal Hamdan Zoelva kalau lelaki, agar tidak ada turis delman yang salah sangka presiden tertukar. Nanti 6 bulan setelahnya giliran kami yang demo dan nurunin Aura Kasih dari kasurnya *eh?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun