Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Pemerintahan Jokowi Sangat Menggairahkan

19 April 2015   10:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55 996 25
Menggairahkan. Itulah kata yang pas untuk mewakili pemerintahan era Jokowi-JK. Terlepas dari pro-kontra, rasanya memang baru kali ini kita melihat pergerakan politik cantik dan kebijakan penuh tantangan.

Masih segar di ingatan kita saat awal Menteri Susi tampil semau-mau dia (tatoan, rokoan, dan blak-blakan) sempat memanaskan khazanah kenyinyiran dunia maya. Namun perlahan para haters tersebut bungkam dengan kinerja perempuan yang tak sempat lulus SMA tersebut. Waktu berjalan, adalah sang Presiden yang pecahkan rekor dengan langsung menaikkan BBM tercepat sepanjang sejarah (kayaknya). Dan baru sekarang juga BBM dibuat fluktuatif naik-turun.

Tak lama kemudian kita disuguhi drama klasik KPK vs Polri. Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, sementara DPR meloloskan fit and proper test yang secara proses seharusnya Budi Gunawan bisa langsung dilantik. Tapi Presiden yang seolah dikeroyok politisi Senayan tetap senyam-senyum dengan soundtrack "aku rapopo." Seperti gol spektakuler atau apalah namanya, Budi Gunawan yang sempat di atas angin karena memenangkan praperadilan, pada akhirnya Presiden tetap enggan melanjutkan pencalonannya.

Sebelum penetapan tersebut, admin K Pepih Nugraha sempat berceloteh "kalau ga dilantik sebelum hasil praperadilan, itu biasa. Tapi kalau praperadilan BG menang dan masih ga dilantik, itu baru luar biasa." Status di FB tersebut sempat diragukan, termasuk saya sendiri. Namun sekali lagi bak gol spektakuler dari luar kotak penalti, menghujam deras dan kuat membuat banyak orang melongo haa? Presiden seolah tak peduli dengan komentar orang yang katanya pakar atau politisi yang katanya senior "its my turn and my right! Would you just shut up?!"

Hal lain yang sangat menggairahkan adalah keputusan Menkominfo memblokir situs-situs propaganda dan penyebar kebencian yang mengatasnamakan Islam. Keputusan ini seperti menjawab keluhan banyak netizen yang sejak era SBY sudah banyak disuarakan. Pro-kontra wajar saja terjadi, setiap kebijakan tidak akan pernah membahagiakan semua orang.

Cukup lama saya tidak menulis ataupun sekedar membaca artikel-artikel di K maupun menonton televisi dengan berita-beritanya. Sampailah dari semalam sampai pagi ini baru bisa melihat-lihat apa yang terjadi di dalam negeri. Kemudian saya putuskan untuk menuliskan ini.

PSSI yang sejak puluhan tahun tak tersentuh dan berlindung di balik "statuta FIFA" kini berhadapan dengan Menpora asal Madura yang semua orang tau keras dan kuatnya karakter manusia-manusia dari Pulau Garam tersebut. Sempat dipertemukan dalam acara Mata Najwa, Menpora dan PSSI yang diwakili Hinca seperti memberikan harapan baru. Ada momen saat Najwa Shihab bertanya, "Sepak bola ini milik siapa?" Hinca menjawab, "milik FIFA." Pertanyaan yang sama diajukan pada Menpora dan langsung dijawab, "Milik rakyat Indonesia," yang diikuti tepuk tangan gemuruh dari tribun penonton.

Tayangan tersebut sempat memberikan harapan baru. Menpora meski berusaha menahan emosinya, semua kita tahu bahwa beliau sangat geram dengan antek-antek mafia PSSI. Banyak hal penting yang bisa kita lihat dalam tayangan tersebut, tapi sebaiknya para pembaca menonton sendiri di YouTube.

Setelah cukup lama berlalu, akhirnya keputusan tersebut benar-benar diambil. Pembekuan PSSI. Kebijakan yang tak berani diambil oleh menteri-menteri sebelumnya dan berhasil dijinakkan oleh mafia PSSI. 17 April keluar surat keputusan pembekuan PSSI, padahal KLB PSSI memenangkan La Nyalla sebagai ketum baru PSSI sehari setelahnya.

Namun drama belum selesai. Kita sudah pernah menang via demo revolusi PSSI dan memenangkan Djohar Arifin. Tapi tetap saja para mafia KPSI berhasil masuk dan menundukkan Djohar yang hanya namanya saja sebagai ketum, padahal semua penggeraknya adalah PSSI lama. Sepak bola Indonesia kembali berjalan di tempat dan pemerintah era SBY sibuk pencitraan. Seolah Presiden turun langsung dengan menggandeng Argentina, padahal hanya menambah kisruh.

Di era Jokowi-JK, sungguh sangat luar biasa memiliki Menpora yang dengan entengnya membekukan PSSI tanpa koar-koar di media. Tak perlu talk show puluhan segmen atau senyam-senyum depan kamera seperti menteri sebelumnya. Namun sekali lagi ini belum selesai. Jangan sampai sejarah terulang seperti kemenangan semu sebelumnya, pemerintah dan Menpora harus benar-benar menang dan membersihkan PSSI demi kemajuan sepak bola nasional. Selanjutnya mari kita simak dengan seksama.

Tapi ada satu hal yang juga keputusan luar biasa namun menurut saya pribadi kurang pas, yakni pemblokiran pialang atau broker asing oleh BAPPEBTI. Secara aturan sudah benar dan memang wajib dilakukan untuk menegakkan hukum kita, juga menjaga pergerakan rupiah dan dollar yang keluar-masuk ke negara ini. Sudah benar, terlebih untuk melindungi broker lokal. Tapi bagaimanapun dunia broker atau pialang memiliki standar kualifikasi internasional. Amerika dan Inggris memiliki regulasi sangat ketat dan broker yang terdaftar pastilah sangat aman dan diakui dunia. Masalahnya kemudian, broker top dunia ini sebagian besar memang tidak terdaftar di BAPPEBTI sehingga terjadilah pemblokiran.

Dari kacamata awam, apa yang dilakukan BAPPEBTI sudah benar. Namun dari sisi keamanan dan keuntungan, tentu saja broker luar jauh lebih baik ketimbang broker lokal. Dari sini BAPPEBTI juga harus berani bekerja untuk berkomunikasi dengan para perusahaan broker yang selama ini memfasilitasi nasabah/investor Indonesia. Di sisi lain BAPPEBTI harus menjamin dan meningkatkan standar kualitas broker lokal agar bisa bersaing dan trader Indonesia lebih merasa nyaman dengan broker lokal.

Secara pribadi saya melihat pemerintah dalam hal ini BAPPEBTI sudah berpikir ke arah sana. Keputusan pemblokiran ini hanya langkah awal untuk memperbaiki dan menata pergerakan rupiah dan dollar yang selama ini keluar-masuk seenaknya. Jika kemudian muncul broker lokal yang memiliki regulasi kompetitif, tentu kita sudah bisa menebak bagaimana kondusifnya ruang investasi dalam pasar digital.

Sampai saat ini itu yang saya lihat, betapa pemerintahan Jokowi-JK sangat-sangat menggairahkan. Tentu masih banyak hal yang sepertinya akan sangat menarik untuk kita perhatikan ke depan. Terlepas dari kebijakan yang menuai pro-kontra, saya merasa bangga dan bahagia menjadi bagian dari pemilih Jokowi-JK pada pilpres 2014 lalu. Pemerintahan kali ini benar-benar luar biasa. Saya tak sabar menunggu Mega Tol Lintas Sumatera yang di samping kanannya terdapat pembangkit tenaga listrik dan di kirinya rel kereta api. Perbaikan infrastruktur Papua, pembangunan massal bandar udara dan masih banyak janji Jokowi yang lainnya.

Meski dari itu semua kita harus belajar sabar, setiap kebijakan tidak bisa diputuskan secara cepat. Secepat-cepatnya langkah JK, tetap harus berdamai dengan kenyataan. Kita sebagai rakyat, maunya tiap hari ada gol spektakuler, tiap minggu ada kebijakan perbaikan, tiap bulan ada infrastruktur baru. Hihihi tapi seperti kata Presiden, "sabar...."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun