Menyandra udara tak kunjung lenyap
Kota yang kadung murung itu begitu pengap
Kota yang kian kelam dan nyaris senyap
Sepasang mata bocah meratap
Kelopak parunya sesak mencecap asap
Di kejauhan dengan setengah cemas doa doa untuk sang rimba terucap
Rimba yang setengah sekarat terkepung api di tepi harap
Sebab api terus merayap memberangus dengan kalap
Lihat langit beratap asap
Maka lekaslah lenyap
Biarkan jantung sang rimba kembali senyap