Sebagaimana sepi yang ia ceritakan pada gerimis dipintu senja desir air mendesah pada daun daun basah Seperti itu pula rindu perak perak hujan diselaput dada pada muara sepasang manik mata '' katakan padanya, aku hulu yang hampir mati berkalang rindu, pada lengkung senyum yang lama mondar mandir pada pintu jendela jiwaku '' demikian nyanyian sepi yang ia sampaikan pada rintih angin letih Lantas sekelebat sunyi mampir, sampaikan getir Senja kembali menjadi sepi, hening meruncing menggantung diranting ranting kering Sepasang matanya tenggelam disamun sunyi, dan detik waktu tak lagi berdetak didadanya...
KEMBALI KE ARTIKEL