Hitam lengang bagai arang mengerang menunggu bara menyala pada tatapmu
Dan sayup suaramupun gagal bergema, terpasung pada tiang kerinduanyang mampir melepas getir
Lagu dsepi nelum goyah, lidah beku terendam lautan gelisah
Rembulan tak tak kuasa mencampakkan kebisuan dicakrawala
Lantas hujan menyambangi sepasang manik mata, ada selembar tisu kau sandarkan bahu
Sebuah nama kau panggil, nama yang hilang diceruk gigil malam
Dan aku menatapmu, pada rentang waktu, dimana perahu menunggumu mencium harum pasir pantai yang bercinta dengan rona senja...