“Assalaamual’aikummmhhh Warrahmaatullaaaahih wabarakaaatuh...,” Lelaki Ceking itu melempar salam ke ratusan penonton yang berjubal-jubal hingga ke belakang panggung. Suaranya berat seperti tertahan, tapi berusaha menjaga intonasi. Senyumnya terus dikulum tak dilepas-lepas sejak ia duduk pada sebuah kursi lipat warna merah yang diletakan di bibir panggung.