Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Yang Mulia Majelis Hakim Takut Massa?

18 Mei 2017   17:56 Diperbarui: 18 Mei 2017   18:01 822 0
Sudah lama saya tidak melihat warga menangisi pejabat. Sudah lama saya tidak melihat masyarakat mendoakan pemimpinnya. Sudah lama pula saya tidak melihat partisipasi aktif masyarakat yang langsung bergerak untuk menjalankan suatu aksi secara tulus, tanpa paksaan, tekanan, ataupun uang dari pihak yang memiliki kepentingan. Seolah sudah lama negeri ini menginginkan pejabat yang melayani, dan sekarang pejabat itu hadir di DKI Jakarta. Ternyata dalam pelayanannya, beliau terlalu melayani, terlalu jujur, terlalu lurus. Kemudian orang berbondong-bondong pun menolaknya dengan menggunakan berbagai alasan. Mulai dari suku, agama, hingga kesalahan yang tidak masuk akal untuk dipidanakan yaitu penistaan agama. Kuasa Tuhan itu sungguh besar, Ia Maha Agung. Tidak perlu lagi manusia melindungi-Nya, apalagi lewat aksi massal penuh kepentingan dan tendensi politik yang meresahkan masyarakat, terutama kaum minoritas apalagi lewat jalur hukum. Jangan terbalik-balik. Tuhan yang melindungi dan membela manusia, bukan manusia melindungi Tuhan. Sekarang pejabat itu masuk sel, dua tahun penjara untuk segala pelayanannya bagi warga. Mungkin minta maaf saja tidak cukup, harus lengser katanya, atau bahkan mati. Padahal saya yakin umat Muslim sejati Maha Pemaaf dan Maha Pengampun. Kecewa, sedih, prihatin. Bukan soal Ahok di hukum penjara dua tahun, tapi soal matinya mimpi dan harapan terhadap pemberantasan korupsi, pemerintahan yang bersih dan melayani, persamaan hak bagi siapapun yang mampu menjadi pejabat publik, dan kesederajatan seluruh warga negara, yang selama ini terus diperjuangkan Ahok baik secara langsung ataupun tidak langsung. Sebelum beropini lebih jauh, saya ingin menyampaikan bahwa saya adalah bagian dari minoritas yang memilih untuk cinta NKRI dan tidak apatis dengan keadaan yang ada, tidak sedikitpun terbersit kebencian terhadap perbedaan yang ada, karena saya yakin perbedaan adalah anugerah Tuhan yang harus disikapi sebagai pemersatu, Dengan itu, saya pun menghormati dan menghargai keputusan dari hakim.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun