Yesus tidak hanya menyembuhkan mata fisik orang buta dalam injil, tetapi juga membuka mata hatinya sehingga ia mampu melihat Allah dalam diri Yesus. Berkat rahmat Allah tersebut, orang buta yang disembuhkan itu, mampu melihat jauh ke dalam diri Yesus melampaui apa yang dapat dilihat oleh orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi hanya mampu dan fokus melihat apa yang terang bagi mata, yakni segala peraturan lahiriah yang berasal dari Hukum Taurat. Tetapi nilai yang sesungguhnya dari aturan tersebut yakni cinta, tidak mereka lihat. Justru itu lah yang mau ditunjukan oleh Yesus sehingga Ia menyembuhkan orang buta pada hari Sabat.
KEMBALI KE ARTIKEL