Sayatan dari kampakmu sungguh perih menyakitkan
Kau rusak jantungku
Tanpa tunas pembenahan
Manis air yang mengalir
Masih saja kau abaikan
Kau racuni kejernihan
Tanpa sisa kehidupan
Ia mati...
Ia tak berarti
Nampak berlimpah namun sampah
Bukan lagi sebuah anugerah
Sabar alam tlah tertumpah
Teman alam tak lagi ramah
Tragedi alam menjadi ancaman
Penikmat alam ketakutan