Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Solstis Desember

12 September 2021   16:40 Diperbarui: 13 September 2021   22:01 214 28
Senja mengecup lembut kening Rembulan. Bersiap ucap selamat tinggal. Ini semacam kebiasaan dari hari ke hari tak terhitung jumlahnya. Sebentar lagi tugasnya selesai.

"Aku masih mengantuk. Tapi Rembulan tidak peduli. Padahal hanya kuminta penundaan dua puluh tiga menit saja. Dapatkah kau membujuknya Senja? Hadirmu lebih lama merupakan anugrah, bukan?" Malam menyapa Senja dengan mata setengah terbuka.

"Maaf, aku tidak bisa. Mintalah pada Fajar berganti lebih cepat. Dan jika nyalimu bernyanyi, gelitik Mentari supaya berpijar dua puluh tiga menit sebelum waktunya."

Malam terbelalak. Hilang kantuk seketika. Memohon Fajar muncul awal adalah ketidakmungkinan. Tapi tidak ada salahnya mencoba.

"Fajar...."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun