Ketika duduk tanpa ada sandaran kayu ataupun pundak kekar yang melingkar. Cukup kelembutan udara malam menyanggah tubuh untuk memberikan sedikit kehangatan akan keindahan malam. Hanya bicara dalam hati sendiri. “aku bisa sendiri, bisa bernapas malam ini”. Bercengkraman dengan kekalutan malam yang dingin menelisik ke dalam sela-sela rambut di kulitku. Aku mulai kembali teringat akan ibu, selalu ada waktu untukku. Selelah apapun beliau masih menyempatkan sedikit waktu untuk bertanya sudah makan, sudah mandi. Beliau tahu jika ku kebiasaan telat makan dan mandi terlalu malam.