Keceriaan  ku terus memudar. Apa yang harus ku lakukan agar senja kembalikan tawa kecil ku. Tampakkan dingin mu saat ini. Kau masih dingin dan tak akan menjadi panas membakar rambut pirang ku. Ku tenggok kearah punggung, ada dewa senja memangilku. Tenang saja dewi ku, aku akan datang meskipun hanya sebentar saja. Perhatikanlah jauh-jauh kau pasti tersenyum.
Ku pandang dalam dan menciut mata ku. Dewa ku hadir walaupun tidak ada separo raga nya menjawab. Sungguh terasa, (bernyanyi dalam hati lagu LIRIH Â 'Ari Lasso'). Â Merasuk dan menembus. Sembari semakin tak terlihat lagi. Perpisahan pun terjadi cepat. Bak petir menghancurkan jasmani. Pulang membawa kelesuan mendalam. Senja memang beralih abu-abu.