Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Air antara kemanfaatannya dan bencana yang ditimbulkannya

24 Desember 2012   11:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:06 800 0
Beberapa hari belakangan ini kita banyak disuguhkan berita tentang banjir. Hai ini bisa jadi sebuah ironi karena pada dasarnya secara umum di dunia, air merupakan sumber daya yang sangat berharga dan kadang sulit diperoleh. Fakta bahwa di satu daerah kelebihan air dalam bentuk banjir sedangkan di daerah lain justru kesulitan dan kekurangan air, tentu merupakan suatu ironi.

air merupakan salah satu komponen pembentuk kehidupan di Bumi, selain udara dan sinar matahari. sekitar dua pertiga atau 70% dari Bumi terdiri dari cairan. tubuh manusia juga dua pertiganya terdiri atas cairan. tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan bagi manusia di Bumi juga memerlukan air untuk hidup dan akhirnya menjadi makanan manusia.

Air sepertinya juga sudah ditakdirkan dan diciptakan oleh Tuhan untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Air turun ke Bumi melalui hujan. Jumlah air yang ada di Bumi pada dasarnya tetap. Air menjalani siklus di Bumi yang sering disebut dengan siklus air. Hujan sering disebut dalam kitab suci sebagai anugrah dan rejeki dari Tuhan kepada seluruh makhluk hidup ciptaannya. Dengan turunnya hujan, tumbuh-tumbuhan hidup dan menjadi sumber makanan bagi seluruh makhluk hidup di Bumi.

Pentingnya air bersih juga tidak dapat dipungkiri lagi. Ada data yang menyebutkan bahwa air minum berkualitas baik menyelamatkan lebih banyak orang ketimbang vaksin. Banyak nyawa akan terselamatkan dengan ketersediaan air bersih yang layak dan cukup.

Mari kita lihat pula bagaimana air diperlukan dalam industri khususnya industri makanan. Data berikut ini bisa menggambarkan kegunaan air yang sangat intensif dalam industri. untuk memproduksi 1 kilogram tomat (melalui usaha pertanian) diperlukan 200 liter air. untuk menghasilkan 1 kg roti diperlukan 500 liter air. Diperlukan juga 200 liter air untuk membuat 1 liter minuman ringan (softdrink).

Begitu pula dalam bidang pertanian, kegiatan pertanian mengkonsumsi hampir sepertiga persediaan air tawar yang ada di dunia. Dengan laju seperti ini dalam 25 tahun ke depan, manusia bisa mengkonsumsi 90% dari persediaan air tawar dan sisanya buat makhluk lain.

Selain sebagai sumber makanan dan minuman, air juga memiliki beragam fungsi lain yang berguna bagi kehidupan. Listrik dibangkitkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air. Listrik inilah yang menerangi dan menghidupi seluruh sendi kehidupan manusia. Air juga berfungsi sebagai alat transportasi. Di beberapa wilayah di Indonesia, orang bepergian dari satu tempat ke tempat lain melalui sungai.  Sebagian penduduk di muka Bumi juga menjalankan aktivitasnya di sungai, danau, dan laut.

Namun demikian, ternyata faktanya justru ada sebagian makhluk di Bumi ini kesulitan mendapatkan air bersih untuk mendukung kehidupannya. Diperkirakan bahwa sepertiga dari penghuni Bumi ini tidak memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas baik. Jika ada sebagian orang mendapatkan air bersih tanpa membutuhkan usaha ekstra, sebagian yang lain justru kesulitan mendapatkannya. Di kota besar, sebagian penduduknya harus membeli air bersih dari perusahaan penyedia air (PAM). Ada juga orang yang membeli air dari pedagang air keliling untuk mendapatkan air bersih. Sebagian orang yang lain perlu menempuh jarak yang cukup jauh untuk mengambil air bersih dari sumber mata air.

Kesulitan mendapatkan air berkualitas baik banyak disebabkan oleh pencemaran lingkungan. padahal ada data yang menyebutkan mengkonsumsi air yang tercemar menyebabkan kematian satu orang setiap 14 detik di dunia. Menurut data PBB juga menyatakan bahwa 80% kematian yang terjadi di negara-negara miskin disebabkan oleh konsumsi air yang tercemar. Selain itu, ada sekitar 20 juta orang di kota-kota besar yang mandi dan mencuci dari air yang tercemar.

Ada lagi satu fakta yang cukup mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian terkait dengan ketersediaan air, yaitu kemungkinan terjadinya penggurunan. Apa itu penggurunan dan bagaimana kondisi ini menjadi patut dikhawatirkan?

Penggurunan atau desertification adalah proses perubahan dari daerah yang mulanya tidak beriklim gurun menjadi beriklim gurun. Dikutip dari greenradio fm, Konvensi PBB untuk Melawan Penggurunan (UNCCD) menyatakan lebih dari 12 juta hektar lahan berubah menjadi gurun setiap tahun, dimana dalam satu dekade luasnya akan sama dengan seluruh Afrika Selatan. UNCCD singkatan dari United Nation Convention to combat desertification. Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Ban Ki-moon menyatakan, 40 persen daratan di Bumi, yang didiami oleh dua miliar manusia, berada dalam kondisi kering atau setengah kering.

Penggurunan ini merupakan hal yang sangat serius, bayangkan jika suatu daerah yang awalnya subur berubah menjadi sangat kering karena tidak lagi mengandung air. Penggurunan juga berarti semakin berkurangnya sumber makanan dan berarti pula kemungkinan punahnya populasi makhluk hidup. Adanya konvensi PBB juga menyiratkan perlunya usaha untuk mencegah penggurunan ini demi berlangsungnya kehidupan dan terjaganya populasi makhluk hidup.

“Semua pihak bisa mencegah penggurunan dan memperbaiki produktivitas tanah. Kita bisa memutus hubungan antara kemiskinan dan penggurunan, kekeringan dan degradasi tanah,” kata Ban Ki Moon, sekjen PBB. Dia menambahkan, negara-negara di dunia bisa mencontoh upaya yang dilakukan sejumlah pemerintah Afrika yang menanam pohon untuk untuk mencegah meluasnya Gurun Sahara.

Jika di sebagian wilayah Bumi terancam mengalami kekurangan air dan kekeringan, di bagian Bumi yang lain justru mengalami kelebihan air. Ini dapat terjadi melalui curah hujan yang cukup tinggi. Sebagian kota besar selalu mengalami banjir di saat musim hujan dimana saat itu carah hujan sangat tinggi. Banjir juga disebabkan oleh ketidakmampuan manusia untuk menyediakan saluran air dan wilayah penyerapan air yang kurang.

Pemanasan global yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan juga menimbulkan masalah besar. Pemanasan global disebut-sebut dapat menyebabkan lapisan es di kutub mencair sehingga air laut semakin meninggi dan dapat menutupi daratan. Beberapa pulau yang masuk dalam wilayah negara Kiribati, sebuah negara kepulauan di pasifik selatan, akan tenggelam di akhir abad ini akibat meningginya air laut. Akan ada perpindahan penduduk akibat iklim ke tempat-tempat yang lebih aman. PBB memperkirakan akan ada sekitar 50 juta pengungsi iklim semacam ini.

Kesadaran akan pentingnya menjaga ketersediaan air pada dasarnya sudah sedari dulu diungkapkan. Pada tahun 1967 negara-negara di Eropa telah membuat Pakta Air Eropa dimana setahun sebelumnya sudah mulai disuarakan di Strasbourg Prancis. Pakta ini berisi deklarasi prinsip dan komitmen tentang apa yang dimaksud dengan manajemen air yang baik yang dituliskan dalam 12 butir pernyataan. Dan, selama hampir 45 tahun sampai dengan saat ini, prinsip-prinsip dan komitmen ini masih tetap berlaku.

Dari tulisan singkat ini penulis berharap timbulnya kesadaran untuk menjaga ketersediaan air berkualitas baik. Kesadaran ini hendaknya juga diikuti oleh komitmen untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan sebagai salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan air itu. Gaya hidup ‘hijau’ dengan selalu menghemat sumber daya dan energi yang dimiliki juga bisa jadi usaha yang penting dan perlu digalakkan.

follow me @aktifisika

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun