Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma

Mengenal Amalan Baik di Bulan Ramadan

6 April 2022   00:33 Diperbarui: 6 April 2022   00:36 488 8
Tahun ini Nana berusia 7 tahun mulai belajar puasa di Bulan Ramadan. Rasa ingin tahunya tinggi, saat melihat kakaknya akan berbuka dengan cepat-cepat duduk di dekat meja. Nana bertanya dengan Umi.

"Umi, kakak mau buka puasa padahal belum azan loh. Nanti puasa kakak batal ya, Umi." Ucap Nana dengan polos.

"Nana sayang, kakak itu sedang menunggu waktu berbuka yang sebentar lagi tiba. Nana masih ingat bukan? Amalan pertama yang Umi ajarkan kemarin."

Nana bergeming dengan bola mata memutar mengelilingi ruangan dia mulai berpikir keras.

"Nana lupa, Umi." 

Umi Kulsum yang tengah menuangkan air hangat pun berhenti sejenak. 

"Amalan pertama itu jangan menunda waktu berbuka, jadi harus menyegerakan berbuka puasa. Jangan lupa juga membaca niat berbuka puasa."

Nana tersenyum malu. Kak Najwa mengejek dengan menjulurkan lidah. Jarak usia keduanya terpaut dua tahun.

Ibunda menegur dengan suara lembut, "Najwa, jangan begitu! Ayo, baikan."

Najwa menurut lalu meminta maaf kepada sang adik dengan bersalaman. Suara azan menggema, mereka mengucapkan syukur-- alhamdulillah. 

"Biasakan minum teh manis hangat terlebih dahulu sayang, baru makan nasi lalu baru boleh minum air dingin."

Ketika mereka mulai akan makan Abi mereka datang membawa takjil dalam bungkusan plastik. Nana gegas menyambut Abi. Dengan menanggalkan kecupan di dahi begitupun sebaliknya. Kemudian berbuka puasa bersama-sama di meja makan yang sudah disediakan Umi Kulsum.....

Sepertiga malam di bulan Ramadan akan ada orang-orang yang berkeliling sambil membunyikan sesuatu untuk membangunkan sahur.

Nana turun dari ranjangnya ke kamar Abi  Uminya.

"Abi, Umi cepat bangun. Ayuk sahur," Rajuk Nana sambil menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh orang tuanya.

"Masih jam dua, masih lama sayang," ucap Umi Kulsum lalu membelai ujung pangkal rambut buah hati.

"Tetapi, di luar ada bunyi. Sahur... , Sahur. begitu, Mi. Jadi, sekarang sudah waktunya sahur."

Abi Umi Kulsum saling bersitatap kemudian Nana merengek manja. Abi segera mengangkat tubuh Nana ke pangkuannya.

"Anak Abi, dengerin nih. Sahur yang baik itu mendekati imsak_"

"Imsak itu artinya apa, Bi?" Potong Nana.

"Imsak itu mendekati azan subuh, waktu akhir setelah sahur, sayang."

Nana mengucapkan huruf 0 dengan mulut membulat, dia kembali lagi ke dalam kamarnya.

Tak lama setelahnya, jam dinding mulai jatuh tepat di pukul 03.30 pagi. Umi Kulsum bersiap-siap menyiapkan sahur. Kembali membangunkan Nana dan Najwa.

Mereka menyantap sahur dengan sayur sop, tempe goreng telur ceplok. juga tersedia buah pisang kesukaan Nana....

Umi Kulsum bersama kedua anaknya salat subuh di Masjid Al-Amin yang jaraknya cukup dekat dengan rumahnya.

Para jemaah yang hadir belum tampak ramai, Umi Kulsum menyuruh Nana mengambilkan kotak amal yang berada di pojok dinding, tepat di sebelah sajadah Nana. 

Lalu Umi Kulsum menggulung lembaran kertas biru dimasukkan ke dalam lubang. Nana memperhatikan.

"Umi mengapa masukin uang ke situ? Memangnya uang itu untuk apa, Umi."

Umi Kulsum tersenyum sebelum menjawab.

"Ini namanya sedekah sayang, sama seperti kita memberi dan berbagi. Sedekah itu juga termasuk amalan baik. Sedekah juga bukan hanya di Masjid saja. Kita juga bisa bersedekah dengan orang yang membutuhkan."

"Oh, seperti memberi pada pengamen yang kemarin mampir ke rumah kita, ya. Mi."

"Huum."

"Najwa, juga kemarin habis bersedekah. Mi." Timpal Najwa.

"Nah, Kakak Najwa sudah mulai pinter. Terus sedekah ke siapa?"

"Rahasia dong, Mi. Umi bilang kalau sedekah tidak boleh bilang ke siapa-siapa nanti jadinya ria," ujar Najwa dengan mata berkedip. 

Umi Kulsum tersenyum senang melihat anak solehanya mulai melakukan apa yang diajarkannya. ....

Salat asar telah usai, di kamarnya Umi Kulsum membaca al quran dengan suara yang merdu. Nana terbangun dari tidur siangnya. Beranjak menuju kamar Uminya.

"Mi, Umi. mengapa masih membaca al quran? Kemarin Umi jam segini sudah masak."

"Umi baru bangun sayang, baru selesai salat asar membaca al quran terlebih dahulu. Baru setelah ini masak buat berbuka."

"Tetapi, Mi. kalau bacanya kelamaan nanti telat loh masaknya?"

Umi Kulsum menghirup napas panjang, mulai memberi ilmu baru untuk Nana.

"Nana, baca al quran sampai khatam juga amalan baik di bulan ramadan. akan mendapatkan pahala yang besar di akhirat kelak."

"Kalau begitu, ajarin Nana untuk membaca al quran," kata Nana dengan mata berbinar.

"Nana, sudah hafal huruf Hijaiyah yang waktu itu Umi ajarkan, apa belum?" Tanya Umi Kulsum.

"Nana baru hafal surat alfatihah tanpa melihat huruf Hijaiyahnya, tetapi kalau disuruh melihat satu-satu Nana bingung, Mi."

Umi Kulsum menatap lamat-lamat lalu terlintas sesuatu dipikirannya, "kalau begitu nanti malam setelah salat tarawih jangan langsung tidur."

"Memangnya mau apa, Mi?"

"Kita tadarusan bersama Abi dan Kakak Najwa."

"Tadarusan itu apa, Mi?"

"Tadarusan itu belajar membaca al quran bersama, nanti kalau salah dibenerin sama Umi atau Abi. Lebih mudahnya Nana menirukan bacaan Abi. bagaimana, mau?"

"Oke, Umi."

Umi Kulsum mengakhiri pembicaraan lalu bersiap menuju dapur. Mengambil bahan sayuran mentah di kulkas untuk dimasak. Nana duduk di ruang tengah sambil menunggu berbuka, dia menonton televisi.

Najwa keluar dari kamarnya dan beranjak menuju ke tempat sang adik.

Mereka saling berebut remot televisi, seperti yang sudah-sudah Nana akan mengalah dengan Kakak Najwa. Nana menghampiri Umi Kulsum. Duduk di meja makan.

"Loh, tumben sudah duduk di sini."

"Ya, Mi. Kakak Najwa suka gangguin Nana. Padahal Nana masih nonton upin-Ipin malah diganti yang lain."

"Ingat, sayang. Puasa tidak boleh marah-marah." Umi Kulsum menoel pipi Nana.

Nana memperlihatkan sederet gigi putihnya, mengelus dada.

"Sabar, sabar_" Ujarnya menirukan gaya Abinya kalau sedang menahan amarah....

Mereka duduk di lembar karpet berwarna hijau. di ruang salat dengan meja kayu di atasnya terdapat Al-quran yang sudah dibuka.

Nana, Kakak Najwa menunggu Abinya membacakan ayat pertama alfatihah kemudian dilanjutkan surat Al-Baqarah. Abinya berhenti di 20 ayat, ayat berikutnya dilanjutkan oleh Umi Kulsum. 

Kakak Najwa dan Nana yang baru belajar juz amma dan jilid satu hanya menirukan suara Umi Kulsum. Tadarusan bersama-sama dengan suasana hangat penuh kekeluargaan.

Umi Kulsum berhasil mendidik anaknya dengan memulai belajar agama. Belajar menghafalkan surat pendek, belajar membaca al quran belajar mengamalkan amalan baik di bulan ramadan. agar kelak kedua anaknya menjadi anak yang soleha, tekun beribadah patuh kepada kedua orangtuanya.

Umi Kulsum berharap kedua anaknya ada yang bisa menjadi Hafizh Qur'an. yang kelak membawanya masuk surga. Oleh karenanya, sejak kecil kedua anaknya diperkenalkan membaca al quran menghafalkan surat-surat pendek sebagai awal belajar agama dan belajar mengenal amalan baik di bulan ramadan. 

***

Pemalang, 6 April 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun