Zaman adalah saksi bisu, tak pernah lelah menampung segala drama kehidupan manusia-keindahan, kehinaan, kebahagiaan, hingga derita. Namun, di balik segala hiruk-pikuk ini, sering kali kita lupa bahwa zaman hanyalah panggung, bukan aktor utama. Ia tak memiliki kehendak untuk menciptakan keburukan, apalagi untuk dipersalahkan. Maka, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas segala yang terjadi? Dalam misteri ini, kita dihadapkan pada pertanyaan mendasar tentang relasi antara penciptaan, kehendak Ilahi, dan tanggung jawab manusia. Apakah keburukan yang kita cecar adalah cermin dari kita sendiri---atau sekadar tanda yang mengarahkan kita pada makna tertinggi?
KEMBALI KE ARTIKEL