Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosok Pilihan

Ayah Memang Hebat

15 April 2023   16:37 Diperbarui: 18 Juni 2023   17:43 180 2

Beberapa tahun silam.
Sosok pria beruban putih itu kami memanggilnya ayah.

Ia nampak tua dan letih seperti petikan syair lagu.  Iya betul. Tak salah.

Tidak ada dari keluarga kami yang mendatangkan uang lebih banyak uang dibanding ayah. Tapi paling sedikit menggunakannya.

Di tangannya jutaan rupiah ia hasilkan sebulan dari pekerjaannya. Tapi semua ia serahkan kepada ibu untuk mengelolanya. Demi keluarga. Ia hanya meminta secukupnya buat bensin motor mengantarkannya bekerja.

Tak ada rokok, ia tak merokok sejak lama, sebab ia sadar jika sebatang rokok itu ia matikan, artinya asap dapurnya bisa menyala lebih lama.

Banyak letihnya namun, paling sedikit istirahatnya. Malam itu ia nampak kelihatan letih, saat baru pulang bekerja. Tapi pagi hari ia sudah berangkat bekerja lagi.

Ayah pasti menderita fisik dan jiwa. Tapi tak sehuruf pun keluhannya keluar dari bibirnya.

Setiap hari banting tulang menyediakan segalanya buat kami. Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya. Namun, ia luput kesejahteraan dan kesehatannya sendiri.

Tak ada masa depan buat ayah, begitu pernah ia bilang dulu. Yang ada adalah masa depan kami saja. Biarlah kami melanjutkan kehidupannya.

Firasat ayah benar. Kini, tak ada lagi ayah di antara kami. Kini ia sudah terkubur di dalam tanah.









KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun