Mohon tunggu...
KOMENTAR
Book Pilihan

Menulis Hebat dari Inspirasi Sederhana ala Prie GS

4 Agustus 2022   18:20 Diperbarui: 4 Agustus 2022   19:10 677 4
Identitas Buku
1. Judul Buku : Catatan Harian Sang Penggoda Indonesia
2. Pengarang : Prie GS
3. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
4. Tebal Halaman: 440

Pendahuluan

Saya baru menemukannya dalam tumpukan buku yang tak terurus di kamar villa Wadizzuhur. Entah milik siapa. Sampul bukunya bahkan sebagian sudah sobek.

Awalnya tak tertarik. Tapi untung Tuhan memberiku petunjuk untuk iseng membuka dan membacanya. Baru satu tema saya baca, lalu saya merasa sangat bersyukur bisa iseng tadi.

Saya membaca tiga tema awal hanya dalam waktu kurang dari 10 menit. Tak terasa.

Renyah. Kocak. Bahasanya sederhana. Tapi membuat imajinasi menulisku tergoda sangat kuat. Ia setara dengan setelah saya minum kopi dalam hal membangkitkan "mood" menulis.

Prie GS lewat buku ini mengajarkan pada kita bahwa menulis tak butuh inspirasi dari ide dan kejadian luar biasa. Bahkan kejadian sehari-hari yang biasa saja bisa menjadi luar biasa lewat seni story telling.

Saya yakin kejadian yang tertuang dalam buku oleh Prie GS terasa biasa saja, tapi caranya menyajikannya dalam bentuk cerita sangat luar biasa. Salut.

Resensi Buku

"Sejak rajin bergembira hidup saya berubah. Bergembiralah, karena gembira itu mudah."
Quote di atas dapat di temukan di halaman awal buku. Ia letakkan di awal, sepertinya untuk menunjukkan kepada pembaca bahwa isi bukunya adalah kebahagiaan.

Bahwa kebahagiaan itu mudah, Sesederhana sebabnya. Peristiwa-peristiwa ringan dan sederhana dalam hidup bisa menjadi pemantik kebahagiaan apalagi ketika dituangkan dalam catatan dan cerita. Begitu yang Prie GS rasakan dan bagikan dalam buku ini. Membuat siapa pun yang membacanya ikut tertular kebahagiaan Prie GS.

Buku ini memuat kumpulan puluhan cerita pendek Prie GS tentang kehidupannya sehari-hari baik dalam dalam rumah atau pun tempat kerjanya. Baik bersama anak dan istri, keluarga, teman, atau pun orang lain.

Bagaimana pria berkumis ini menceritakan tentang konstruksi atap rumahnya yang belum rampung dalam tiga tulisan bersambung. Ia menyesali desain atap rumahnya yang buruk. Entah apa tujuannya ia menceritakannya, tapi ceritanya enak dibaca.

Bagaimana budayawan ini menceritakan tentang keponakannya yang datang dari kampung dengan sekarung petai. Ia menceritakannya dengan sangat jenaka. Menurutnya, memakan petai bersama-sama itu baru adil. Sebab kalau tak makan petai, maka baunya pasti dapat. Itu adalah kejahatan yang tak dapat dihakimi. Intinya, bau pesing akibat petai hasil produksi bersama jauh dari pertengkaran.

Bagaimana wartawan ini menuliskan tentang caranya mengajari anak-anaknya adab-adab minum. Mengadopsi perintah Nabi "dilarang minum berdiri." Ia mengatakan hanya hewan yang minum berdiri. Dan manusia harusnya lebih tinggi kemuliaannya dibanding hewan, jadi manusia tak minum berdiri. Sejak saat itu, anak-anaknya tak pernah minum berdiri.

Betul bahwa Prie GS lebih menggunakan pendekatan story telling yang jenaka, namun tak lupa ia menyisipkan nasihat, pelajaran, dan atau pun satir dalam setiap tulisannya di buku ini.

Jika menilik isi buku, kebanyakan mengandung proposisi, karena begitulah cerita, bisa dipertanyakan benar atau bohongnya, tapi menikmatinya sebagai postulat yang tak perlu pembuktian terhadap kebenaran ceritanya justeru jauh lebih menyenangkan.

Biasanya pada resensi buku, peresensi menuliskan kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Bagi saya, kelebihan buku ini sangat banyak. Seperti yang saya tuliskan di atas bahwa buku ini mengajarkan kepada kita bahwa menulis buku tak perlu inspirasi yang mahal. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun