[caption id="attachment_52380" align="alignleft" width="93" caption="tamsilan tubuh adalah perahu"][/caption]
Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Disanalah i’tikat diperbetuli sudah Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil tubuhmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal diammu Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Syair ini dikarang oleh ulama Aceh Hamzah Fansuri, pada masa pemerintahan Duli Syah Alam Tuaku Sulthan Iskandar Muda Jhohan Berdaulat. Syair ini mempunyai Empat puluh dua Bait, yang sangat menarik untuk di hayati, bait diatas adalah bait yang pertama sampai yang ketiga, dikarang dalam bahasa melayu yang menjadi bahasa dalam karajaan Aceh Darussalam pada abad ke 16. pada bait yang ke tiga puluh dua juga saNgat menarik, yang mana menceritakan tentang keadaan dalam kuburan.
Mungkar wa nakir bukan kepalang Suaranya merdu bertambah garang Tongkatnya besar terlalu panjang Cambuknya banyak tiada terbilang Kenali dirimu hai anak Adam Tatkala di dunia terangnya alam Sekarang di kubur tempatmu kelam Tiada berbeda siang dan malam Kenali dirimu hai anak dagang Dibalik papan tidur terlentang Kelam dan dingin bukan kepalang Dengan siapa lawan berbincang Syair ini sekarang juga telah dijadikan nyanyian yang menarik dan sangat bagus, oleh penyair zaman sekarang yang memang orang Aceh sendiri yaitu Rafli. Semoga menjadi renungan kita. wassalam Oleh: Hamzah Fansri
KEMBALI KE ARTIKEL