Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menyiapkan Generasi Kuat

12 September 2011   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01 127 0
HP saya bordering. Sebuah pesan singkat masuk.

“Innalillaahi wa inna ilaihi roji'uun. Akh ***, ketua ********, meninggal akibat kecelakaan menghindari kendaraan, 27 Agustus 2011, saat mau menghadiri rapat di *****. Dirawat di RS  12 hari, dimakamkan besok j 2,di dusun ****, pukul 14.00. Meninggalk an 1 istri dan 2 orang anak ( kelas 4 SD dan 2 tahun). Itulah profil mujahid kita,meninggal saat menjalankan amanah dakwah. Sebarkan akh..!!

(maaf, sebagian saya tutup untuk menjaga privasi)

Degg….

Pesan tiga halaman itu menghentak. Seolah tak percaya kabar yang kuterima.

Pikiranku melayang membayangkan orang-orang terdekatnya. Isteri dan anak-anaknya yang masih sangat butuh kasih sayang seorang bapak.

Kematian adalah suatu kepastian. Sebagaimana seorang ustadz membahasakan. Masa depan itu ada 2. Pertama yang mungkin dan yang kedua yang pasti.

Masa depan yang masih dalam kategori mungkin misalnya: menikah, mungkin saya menikah, mungkin juga tidak atau sukses. Mungkin saya sukses mungkin juga tidak. Bahkan yang ektrim, mungkin saya masuk syurga atau mungkin saya masuk neraka. Meskipun bisa diusahakan tetapi contoh-contoh ini tidak ada kepastian. Sehingga masuk dalam kategori “mungkin”.

Sedangkan masa depan yang masuk dalam kategori pasti adalah kematian. Kematian itu begitu dekat dengan kita.

Sudahkah kita siap menghadapi kematian itu? Ketika kita mengaji, kita selalu diingatkan untuk mempersiapkan bekal menjemput kematian. Dengan beramal sholeh dan beribadah.  

Itu untuk bekal kehidupan setelah mati. Dengan beramal sholeh dan beribadah. Sedangkan kita juga perlu mempersiapkan sesuatu untuk keluarga. Bukankah kitadiingatkan agar tidak meninggalkan genarasi yang lemah. Lemah ilmu, lemah iman juga lemah secara ekonomi.

“Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”- Q.S. Annisa (4) ayat 9

Sebagai orang yang lebih dulu hadir di dunia kita akan menjadi orang yang akan meninggalkan generasi penerus. Untuk itu kita perlu menyiapkan semua. Bekal supaya genarsi kita tidak lemah iman dan lemah ilmu dan lemah ekonomi.

Ilmu sebagai bekal kita bisa dengan memasukkan ke sekolah yang berkualitas. Mahal? Tidak mesti. Tapi memang sebuah konsekuensi logis atas apa yang kita dapatkan.

Perencanaan dana pendidikan anak sangatlah perlu kita siapkan. Karena sekali lagi, kematian itu suatu kepastian. Kapan dan dimana kita tidak tahu. Apakah kita rela meninggalkan anak isteri tanpa ada yang kita tinggalkan? Saya yakin jawabannya tidak. Maka mari kita merencanakan dana pendidikan bagi anak-anak kita. 

Salah satu langkah yang kita bisa lakukan untuk menyiapkan dan pendidikan bagi anak-anak kita adalah dengan menabung. Serkarang banyak sekali produk tabungan yang orientasinya untuk penyiapan dana pendidikan. 

Atau dengan menajdi peserta asuransi. Produk-produk asuransi dana pendidikan juga sudah sangat banyak.

So, sudahkah sahabat -yang sudah menikah dan punya anak- menyiapkan dana pendidikan bagi putra putri?

Mari kita siapkan generasi penerus yang kuat. Kuat Iman, Kuat Ilmu, Kuat ekonominya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun