ibu, demam kini menyelimuti terus menggigil
tak bermaksud memanggil pasti
kecuali hanya bergumam rindu kepadamu
ibu, wajahmu yang samar di balik tirai Tuhan, dan mungkin tuan-tuan baik hingga lupa
bahwa pernah ada di rahim segumpal darah merah suci
bahwa bukti ada bapak yang menyiramkan liang surgamu, berupa mani yang manis jadi tangis
sekarang
menggigil terus di hati tak henti-henti
tlah kuukir setiap doa, 24 tahun lamanya
hanya amin selalu ramai dan damai berdebar
melaui puisi sudah
menelaui doa sunyi yang susah
hanya melalui ingatan tentang itu yang indah
mudah membencimu
dan saban lebaran tiba ku memanggil dalam hati dengan tabah