Terjadinya sepakbola gajah ini kabarnya diakibatkan oleh ketakutan PSS dan PSIS kalau-kalau nantinya sampai memenangkan pertandingan dan harus melawan Borneo FC di semifinal.
Lalu pertanyaannya, apa yang mereka takutkan dari Borneo FC? Karena sebetulnya dari pengalaman dan nama besar, PSS dan PSIS jauh diatas Borneo FC. Bukan semata kualitas atau kemampuan teknis Borneo FC saja yang rupanya mereka takutkan, yang justru paling mereka takutkan adalah kekuatan non teknis dari Borneo FC.
Borneo FC kabarnya merupakan titipan PSSI untuk bisa menembus ISL! Hal ini didasarkan dari pertandingan-pertandingan Borneo FC yang dianggap sering diuntungkan wasit, salah satu contoh teranyar yaitu saat pertandingan Persis Solo vs Borneo FC yang berakhir dengan skor imbang 1-1.
Dalam satu kesempatan, pemain Persis Solo berhasil mencetak gol namun tidak dianggap oleh wasit. Saat itu, tendangan sudut Persis Solo memicu kemelut seru di depan gawang. Kiper dan bek Borneo FC terlihat menghalau bola yang telah melewati garis gawang. Namun, wasit menilai belum terjadi gol dan kembali menghadiahkan tendangan sudut bagi tuan rumah yang untungnya berhasil dieksekusi dengan manis oleh Andrid dan menyamakan skor menjadi 1-1 kala itu.
Diakhir laga, pelatih Persis Solo Widyantoro mengatakan Borneo FC banyak diuntungkan faktor non teknis. Sebab, Wasit saat itu Ahmad Tuharea terkesan lebih memihak pada tim tamu dan sering menjatuhkan keputusan yang merugikan Persis.
Dari kasak-kusuk kabar ini, sepertinya pemerintah atau lembaga lain diatas PSSI harus turun tangan menyelidiki semua ini. Karena diduga PSSI juga terlibat dalam rangkaian kekacauan ini. Semoga pengusutan ini bisa berjalan dengan baik dan bisa merangkai segala tindakan tidak sportif yang terjadi di sepakbola Indonesia ini. Jangan Cuma menyelidiki PSS dan PSIS, selidiki juga PSSI dan Borneo FC!!! Terlaknat buat semua pelaku mafia sepakbola Indonesia!!! (Amin)