Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Surat dari Sahabat Penyair

10 April 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:48 325 2
ternyata engkau masih berdiri di tepian telaga
tempat entah siapa bercinta, dan kupu-kupu
yang menjauh dari debu jalanan dan puing kota

tetapi bukan persoalan jarak yang engkau pahat
di jantung yang pernah perih, tetapi membasuh
dendam dan segera menguraikannya lewat kata

juga kebisingan yang masih merangsek kemari
katamu, adalah keniscayaan sebagaimana angin
yang tak jarang menampar siapa saja saat senja

seperti juga tangis anak kita saat membaca peta
sebab di manakah selain warna yang menyala
pedih memang bagi mata, tetapi tidak yang buta

Bumidamai, Yogyakarta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun