Rasa berkibar bagaikan gelombang laut ketika badai menerpa, menghancurkan perahu-perahu kecil yang benjanji akan membawamu dengan penuh cinta, engkau rela menjatuhkan diri kedalam lubang kesengsaraan tanpa memandang rasa cinta seluas samudra.
Kubuktikan dengan tindakan, kau hancurkan dengan alasan, kubuktikan dengan pengorbanan, kau bilang cuma kebetulan, aku tak dapat mengerti orang macam apa yang tak ingin dikasihi melebihi kasih kepada sang putri.
Kubiarkan engkau memberi luka kepadaku sehingga kau sadar akan kebesaran cintaku, kutunggu engkau dengan penuh harapan, kembalilah jika engkau penuh kesedihan karena aku adalah kesembuhan yang kau benci, sadarlah wahai putrinya putri cintaku bukan sekedar cinta seumur padi.