Aku terjebak antara bahasa manusia yang terbatas dan bahasa langit yang seringkali tak terjangkau oleh pemahaman. Namun, bagaimana lagi harus kuungkapkan kegundahan yang berbaur dengan bahagia-rasa yang datang tak diundang, tak juga berlalu. Kini kutahu, kau selalu ada, hadir lebih dekat daripada hembusan nafasku sendiri, hadir dalam keindahan yang tak terjangkau kata.
Seperti fajar yang tak pernah lelah mengusir gelap, seperti langit yang melukiskan senja dengan warna tak ternamai, kau menyentuh setiap sudut alam ini. Hadirmu mengalir dalam desir angin, gemuruh lautan, dan riuh dedaunan. Dan di situlah, tanpa kata pun, aku tahu, kau ada-tak terbatas dan tak terpisahkan.