Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Komik Jepang dan Komik Amerika, Apa Bedanya?

2 Januari 2013   05:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:39 421 5

“Udah baca Naruto yang baru belum?”, “One Piece yang baru udah keluar belum?”. Tanya seorang teman saya di kampus. Memang, pertanyaan seperti itu seringkali dilontarkan oleh penggemar komik di Indonesia. Komik, khususnya komik jepang, memang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat kita. Setiap bulan, puluhan seri komik jepang diterbitkan. Dan sudah tidak terhitung lagi berapa ribu judul komik yang sudah menghiasi toko-toko buku di Indonesia. Tetapi hanya sedikit dari kita yang mengikuti, atau bahkan membaca komik amerika. Karena itu pula banyak teman saya yang bertanya, apa sih bedanya komik jepang dan komik amerika?

Perbedaan antara keduanya, memang cukup banyak. Pertama, dari gaya gambar. Komik jepang menekankan pada penggambaran karakter yang simpel, dan terkadang dilebih-lebihkan. Misalnya mata besar, rambut yang unik dan sebagainya. Sedangkan komik amerika, penggambaran karakter dibuat lebih realistis, dengan garis gambar yang lebih tajam. Perbedaan selanjutnya terletak pada cara baca. Komik jepang dibaca dari kanan ke kiri, sedangkan komik amerika dari kiri ke kanan. Selain itu komik jepang kebanyakan berwarna hitam putih, tidak seperti komik amerika yang hampir semua judul dibuat full colour. Genre komik jepang juga lebih luas dari komik amerika, yang lebih dari 80% nya adalah komik superhero.

Komik jepang, biasanya diterbitkan seminggu sekali, dalam bentuk weekly comic anthology. Semacam majalah mingguan yang berisikan komik-komik gitu deh. Salah satu yang paling terkenal adalah Shonen Jump. Beberapa judul populer seperti Naruto, Bleach, One Piece, diterbitkan oleh mingguan ini. Dan setiap kali terbit, mingguan komik seperti ini hanya menampilkan satu chapter per judul. Dengan cara ini, pembaca dapat lebih cepat menikmati cerita yang mereka sukai. Nah, baru setiap dua atau tiga bulan sekali, kumpulan chapter dari sebuah judul komik disatukan, menjadi tankōbon(komik utuh seperti yang banyak beredar di Indonesia).

Sedangkan komik amerika, satu judul biasanya diterbitkan sebulan sekali. Tetapi banyak juga judul yang tidak tetap waktu penerbitannya. Selain itu, pada satu judul komik, jalan ceritanya bisa berhubungan dengan judul komik yang lain, terutama pada komik superhero. Biasanya, penerbit komik membuat semacam event besar yang melibatkan berbagai superhero di dalamnya. Misalnya yang belum lama terbit adalah event “Avengers Vs X-Men” terbitan Marvel Comics. Kita tidak akan tahu jalan cerita keseluruhan, jika kita hanya membaca Avengers Vs X-Men, tanpa diikuti dengan membaca seri-seri lain yang berhubungan dengan event tersebut. Seperti misalnya seri Wolverine, Avengers Academy, Uncanny X-men, dan lain sebagainya. Komik amerika juga menyatukan seri-seri dari satu judul komik mereka menjadi sebuah volume dengan ratusan halaman, yang biasa disebut TPB atau trade paperback.

Perbedaan lain adalah cara pembuatannya. Sebuah komik amerika dikerjakan oleh sebuah tim, dimana setiap comic artist mempunyai tugasnya masing-masing. Menulis cerita, membuat sketsa, menggambar karakter, menggambar latar belakang, pewarnaan, semuanya dilakukan oleh individu yang berbeda. Selain itu, seorang comic artist dapat menangani berbagai judul yang berbeda.

Lain halnya dengan komik jepang, dimana seorang komikus jepang menjadi penentu utama atau otak dari keberhasilan suatu komik. Seorang komikus biasanya mengerjakan berbagai macam tugas, seperti menulis cerita, membuat sketsa, dan menggambar. Mereka biasanya dibantu oleh asisten dalam pembuatan latar belakang dan pewarnaan.

Jalan cerita juga menjadi salah satu perbedaan besar antara komik jepang dengan komik amerika. Komik jepang, jalan ceritanya bisa berlangsung sangat panjang, dan saling berkelanjutan, karena satu judul hanya dibuat oleh satu pengarang. Komik amerika, pada satu judul ceritanya seringkali berbeda dengan cerita yang dibuat oleh pengarang sebelumnya, dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya. Selain itu, sebuah cerita dari suatu judul komik, bisa saja diteruskan oleh komikus lain. Dan juga suatu karakter superhero di komik amerika, dapat muncul di berbagai judul, yang kesemuanya terkadang tidak saling berhubungan. Hal inilah yang membuat komik jepang lebih konsisten dalam story telling. Selain itu, ketika seorang karakter pada komik jepang meninggal, ya udah, karakter tersebut tetap meninggal dan hanya dihidupkan kembali jika hal tersebut memang bagian dari jalan cerita. Sedangkan komik amerika, ketika seorang karakter meninggal, terkadang itu hanya bagian dari sebuah event, dan penulis lain dapat menghidupkannya lagi semau mereka. Singkatnya, komik jepang mempunyai ending yang akan mengakhiri keseluruhan cerita sebuah komik. Kebanyakan komik amerika, terutama komik-komik superhero dibuat agar selalu ada cerita baru yang tidak ada habisnya. Satu cerita habis, buat lagi cerita lain dengan tokoh yang sama. Tetapi tenang, ada juga kok komik amerika yang jalan cerita keseluruhannya mempunyai ending. Yang sudah saya baca misalnya American Vampire karya Scott Snider, Y: The Last Man karya Brian K. Vaughan, atau The Sandman karya Neil Gaiman.

Sebagai penggemar komik, saya menyukai keduanya, baik itu komik jepang ataupun amerika. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan saya tidak mempunyai patokan dalam memilih komik, asalkan ceritanya bagus, ya saya baca. Selain itu komik dari negara lain, atau komik Indonesia juga banyak yang bagus. Jadi sebagai penggemar komik, kita tidak usah membanggakan suatu komik negara satu lebih baik dari komik negara lainnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun