Di tengah derasnya arus informasi dan interaksi di era digital, istilah "tone deaf" menjadi sorotan. Istilah ini kembali mencuat ketika beberapa tindakan anak pejabat dianggap tidak peka terhadap situasi kritis di tanah air. "Tone deaf" bukan hanya sebuah frasa, tetapi juga representasi dari sikap yang kurang empati dan gagal membaca perasaan orang lain. Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru, tetapi di zaman yang serba cepat ini, dampaknya terasa semakin signifikan.