Kita hidup di dunia ini tak sendiri. Kita pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain.
Begitu pun sebaliknya. Kita memang punya saudara dan keluarga namun itu tak cukup.
Hubungan baik dengan orang-orang sekitar seperti tetangga dan masyarakat di tempat kita tinggal amat diperlukan.
Kita perlu menjalin komunikasi dan bersosialisasi dengan tetangga dengan penuh keharmonisan.
Karena orang yang paling dekat dengan kita adalah para tetangga yang tinggal di sekitar kita.
Jalinan harmonis dengan para tetangga akan memberikan dampak positif terhadap kemaslahatan kita dalam hidup bermasyarakat.
Bagaimana cara kita hidup bertetangga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas kehidupan kita.
Walaupun setiap tetangga memiliki karakter yang berbeda-beda namun jika kita mampu menempatkan diri dengan baik tentu tetangga-tetangga kita tersebut dapat memaklumi.
Paling tidak ketika kita membutuhkan bantuan, para tetangga mau memberikan bantuannya.
Namun yang jelas setiap kebaikan yang kita berikan pasti akan memberikan kebaikan balasan pula untuk kita.
Setiap orang pasti punya pengalaman berkesan tentang tetangganya. Ada kesan positif maupun kesan negatif.
Kali ini saya akan berbagi kisah inspiratif tentang tetangga yang baik yang pernah kami kenal.
Pengalaman berkesan ini kami alami ketika saya masih kecil. Namun karena peristiwa ini amat sungguh luar biasa sehingga tak akan kami lupakan.
Orang tua saya sudah lama berpisah ketika saya masih kecil. Ketika saya dan adik saya masih butuh banyak biaya untuk melanjutkan sekolah. Kami lima bersaudara dan semuanya masih sekolah.
Untunglah ibunda bekerja sebagai guru sehingga ibunda bisa mengusahakan pemenuhan segala kebutuhan yang ada.
Namun tetap saja itu tak akan cukup untuk menghidupi semua anggota keluarga dengan gaji yang waktu itu tidak seberapa.
Alhasil ibunda harus gali lubang tutup lubang agar kami sekeluarga bisa tetap melanjutkan hidup.
Peran ibunda menjadi ganda dalam keluarga. Selain sebagai ibu yang mengurusi segala kebutuhan anak-anaknya juga berperan sebagai kepala keluarga.
Namun ibunda sangat mahir menempatkan posisinya baik sebagai ibu maupun berperan sebagai ayah.
Akibat kondisi demikian terpaksa ibunda harus mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang suami atau ayah.
Ibunda adalah tipe perempuan pekerja keras yang tidak mau menggantungkan hidupnya kepada orang lain apalagi sampai merepotkan orang lain. Karena hal itu sangat tidak disukai ibunda.
Ibunda memiliki jiwa mandiri dan tak mau hanya berdiam diri.
Masalah dan cobaan yang datang menghampiri bukan menjadi sebuah hal yang harus diratapi namun hal itulah yang semakin membuat kita semakin berjiwa besar dan memiliki pengalaman hidup yang semakin kaya.
Kembali kita pada peran ibunda yang bertindak sebagai seorang ayah.
Tugas seorang suami harus dikerjakan oleh ibunda. Seperti membenarkan saluran air yang rusak, membetulkan kursi yang patah, hingga membenarkan bagian sumur yang rusak.
Dulu ketika saya masih kecil, kami masih memiliki sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci. Sumur tradisional yang mengharuskan kami menimba air dari dalam sumur terlebih dahulu.
Suatu ketika ada bagian depan sumur yang mengalami kerusakan. Ketika itu sumur kami masih dilindungi dengan kayu bukan permanen atau dari beton.
Dan bibir sumur yang masih belum dilapisi dengan lantai semen membuatnya agak terasa licin.
Karena banyak kayu yang sudah lapuk sehingga mama harus menggantinya dengan yang baru. Keempat sisinya harus dipagari dan dipancangi tiang.