Tulisan ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya yang telah saya posting. Pada postingan sebelumnya saya menceritakan kecelakaan yang dialami teman terdekat saya dikarenakan kecerobohan pemilik mobil saat membuka pintu mobilnya. Kecelakaan ini sungguh tak terduga sama sekali karena biasanya kecelakaan yang berhubungan dengan mobil pribadi biasanya jarang yang menyangkut dengan pintu mobil. Namun demikian, kecelakaan tersebut memang sangat fatal sekali bahkan korban mengalami luka yang parah sekali di bagian kaki dan telapaknya.
Ketika teman saya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, dia langsung dibawa ke bagian UGD. Telapak kakinya yang robek dan menganga serta jari kelingkingnya yang hampir hancur harus dijahit. Untuk itu kakinya mendapatkan 28 jahitan.
Karena waktu itu keadaan sudah sangat kritis dan teman saya harus mendapatkan pertolongan sesegera mungkin maka dia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Awalnya di rumah sakit yang pertama dia harus melewati prosedur administratif yang ‘njlimet’. Barulah di rumah sakit kedua setelah itu dia bisa langsung ditangani. Karena rumah sakit swasta maka biaya pelayanan dari rumah sakit tersebut menjadi sangat mahal.
Sebenarnya teman saya tidak perlu dipusingkan dengan biaya rumah sakit karena sudah disepakati bahwa yang membiayai pengobatan hingga kakinya pulih kembali adalah dari pihak penabrak. Walau demikian, teman saya tetap memiliki rasa toleransi dan tanggung jawab yang besar tetap berusaha untuk meringankan biaya rumah sakit agar tidak terlalu memberatkan pihak penabrak.