Aku tak tahu mengapa perasaan ini begitu kuat menghunjamku. Apakah ini adalah perasaan yang sesungguhnya...atau hanya sesaat saja? Perasaan ini memang belum teruji oleh waktu,. namun tak bisa kupungkiri, gelora keindahan dan kepahitannya silih berganti mengusik hati dan pikiranku. Terkadang begitu indah...hingga aku tak ingin melepaskannya. Lalu keindahan itu tiba-tiba terkoyak oleh kepahitan yang sakit bila kurasa. Aku tak tahu... Aku tak tahu mengapa perasaan ini akhirnya terasakan olehku terhadap dirimu. Sedemikian istimewanyakah dirimu? Hingga aku bisa sedemikian yakin akan apa yang kau ucapkan sebelum aku benar-benar bertemu denganmu? Hingga meskipun akhirnya keyakinanku itu ternoda oleh ketakutan-ketakutanku sendiri, Namun pada akhirnya keyakinan itu tak jua lekang dari asaku. Justru ia semakin menguat, seiring usahaku untuk melunturkannya. Apa yang istimewa dari perjumpaan kita? Saat yang tepatkah? Kerinduanku akan sosok seperti dirimukah? Atau segala keistimewaan itu sebenarnya hanya ilusiku? Hati dan pikiranku seolah saling mengingkari, Namun tetap saja tak bisa kupungkiri bahwa pertautan hati pada saat yang tepat bisa meruntuhkan segala logika yang ada. Tak peduli siapa sebenarnya dirimu ? Bagaimana masa lalumu? Dan apa jadinya dirimu saat ini? Tak peduli segala "kejanggalan" atau "kesenjangan" yang pernah kau cemaskan. Tak peduli dengan apa yang kulihat, apa yang kudengar, dan apa yang kurasa. Tiba-tiba saja dua hati itu seperti saling merindu untuk dipertautkan. Kurasa, itulah keindahan cinta anugerahNya. Bukan maksud hatiku menulis kata-kata ini untuk menyiksa batinmu dan batinku. Tapi inilah curahan rasaku. Saat jiwa rasa terjepit, di balik jerat terali kenyataan yang pasti. Sungguh terasa dramatis, layaknya sebuah kisah yang tak kuinginkan akan terjadi dalam kehidupanku. Tapi ini pulalah hadiah dariNya. Mungkin untuk menempa keikhlasan dan kepasrahanku padaNya. -------- Sekarang sudah berbeda.. Engkau telah bahagia dengannya... Apapun kebencian dari mu kepada ku.. Kupasrahkan hati ini menerima dengan ikhlas, Izinkan aku menjadi sobat kecilmu. yang dapat membuatmu tertawa terbahak-bahak, Izinkan aku menjadi temanmu... dalam mimpi, dalam angan dan dalam bayang-bayang... bersenda gurau bersama melewati waktu yang tersisa.. Biarkan dentingan lonceng itu berbunyi keras, hingga menulikan telinga Tapi percayalah... suara itu akan merdu sebagaimana nyanyian yang pernah dilantunkan... Mungkin benar,"AKu bukan orang yang kau harapkan untuk memberikan bunga, namu aku hanya penghantar bunga dari orang yang memberikan engkau bunga." Kesempurnaanmu dimataku...bukan kesempurnaan duniawi.. Ikhlasnya diri mu dengan senyum merah merona dipipi membuat aku ingin kembali seperti dulu.. Tapi itu tidak mungkin.... sekali lagi...kumohon, Izinkan ku menjadi sobat kecilmu... pertama saat kita bersua... ========= Inspirasi & Karyamu membuat orang terseyum...(2008 Memory)
KEMBALI KE ARTIKEL