Amil adalah para penggerak perubahan, mereka laksana benih unggul yang tumbuh di berbagai lahan yang ada. Karena benih unggul di antara benih benih lainnya, tentu saja amil punya kemampuan tumbuh yang baik dan tahan terhadap segala gangguan yang mungkin timbul. Para amil yang baik tadi juga punya kemampuan lebih dalam urusan ketahanan terhadap masalah sekitarnya. Karena itu, tumbuh membesarnya para amil sesungguhnya tinggal soal waktu.
Sebagai penggerak perubahan, amil mungkin secara fisik tak tampak istimewa, ia layaknya orang kebanyakan dan tak berciri apa- apa. Namun, para penggerak perubahan memiliki jiwa yang merdeka. Merdeka dari ketakutan masa depan. Merdeka atas impitan dan datangnya masalah dalam kehidupan. Dan merdeka dari godaan kemewahan dan fasilitas yang ditawarkan. Mereka adalah para penggerak perubahan yang begitu keras tekadnya tapi sangat lembut hatinya. Mereka juga mudah menggelegak hatinya disebabkan karena ketidakadilan.
Saat yang sama, mereka mudah terharu dan perih hatinya begitu melihat kemiskinan dan kezaliman. Dari sejumlah obrolan dengan sejumlah amil di berbagai daerah dan kesempatan, walau saat ini telah menjadi bagian dari elemen perbaikan masyarakat, mereka ternyata tak banyak yang mencita-citakan itu sejak kecil. Apalagi mengidolakan sejak awal untuk hidup, beraktivitas, dan bekerja sebagai seorang amil zakat! Proses menjalani kehidupan sebagai amil ini dilalui sejumlah orang dengan berbagai sebab dan kondisi.
Ada yang karena awalnya diajak senior di kampus, diajak teman, untuk sekadar mengisi waktu luang atau sekadar menunggu panggilan kerja di tempat lainnya. Uniknya, dari sejumlah sebab tak sengaja ini, banyak yang betah hingga akhirnya bertahun-tahun di dunia amil, malah ada yang jadi pimpinan di lembaga zakat.