Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)Sebenarnya totalitas yang bagaimana yang perlu seorang amil miliki? Ternyata totalitas yang diperlukan dari seorang amil adalah totalitas sebenar-benarnya, yakni pemahaman yang utuh akan jalan dakwah sosial. Pemahaman ini juga menuntut adanya kesadaran penuh untuk memberikan yang terbaik yang dimiliki seorang amil, bahkan ia harus bersedia memberikan apa saja yang kelak dituntut olehnya, baik waktu, kesehatan, harta, bahkan darah.
Totalitas, sekali lagi, menuntut seorang amil menyediakan dirinya menjadi bagian gerakan kebaikan di bawah gerakan zakat. Sehingga, setiap orang yang bergabung di jalan ini diharuskan untuk mengeluarkan dan mengerahkan seluruh potensi dan kemampuan terbaiknya.
Memang dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk mencapai hasil maksimal ketika bekerja sebagai amil. Tentu hasilnya pun akan sepadan dengan proses perjuangan yang dilakukan, insya Allah. Yang jelas, jangan sampai amil menginginkan hasil yang maksimal-yakni mengubah mustahik menjadi muzaki-tapi dengan usaha yang kurang. Dalam praktiknya, totalitas yang diharapkan dari diri seorang amil adalah totalitas dalam berpikir, berbicara, dan dalam berbuat. Ketika seorang amil sedang berpikir, yang dibutuhkan adalah totalitas dalam berpikir. Begitu juga dalam berbicara dan bertindak. Pekerjaan amil tidak luput dari tuntutan totalitas dalam kesehariannya.
Dalam konteks sebagai bagian dari tim di lingkungan organisasi pengelola zakat masing masing, amil pun diharapkan melakukan pekerjaan mereka dengan penuh totalitas. Agar totalitas ini bisa tumbuh subur di lingkungan organisasinya, setiap amil semestinya bisa mencintai pekerjaannya dengan baik. Tentu akan sangat menyenangkan bila pekerjaan sebagai amil dilakukan dengan senang hati. Bukankah sebagai manusia normal, yang diinginkan kita dalam hidup adalah kesenangan? Ketika bekerja sebagai amil sudah terasa menyenangkan, apalagi yang dicari di kehidupan ini selain keberkahan dan ridha Ilahi dengan jalan turut di kafilah dakwah sosial?
Ada antusiasme yang tumbuh pesat bila seorang amil mencinta pekerjaannya. Begitu pun ada ketertarikan yang besar untuk terus mengembangkan dan menemukan solusi-solusi baru atas masalah yang ditemui dalam pekerjaan yang dilakukannya. Dan dalam ranah dakwah sosial, antusiasme dan totalitas ini diganjar dengan jaminan pahala dan kemuliaan dari Allah-baik semasa di dunia maupun di akhirat.
Ketika para amil bekerja dengan penuh cinta dan bukan karena terpaksa, totalitas pun bukan lagi hal yang sulit diwujudkan. Dan ketika para amil mencintai penuh pekerjaannya, totalitas dalam bekerja ini akan dengan mudah melapangkan kontinuitas pekerjaan pekerjaan selanjutnya. Begitu tumbuh rasa cinta terhadap tiap-tiap pekerjaan, hal ini akan membuat kita terus melakukan kreativitas secara kontinu. Kreativitas yang dihadirkan dari energi totalita berasas cinta inilah yang akan membawa gerakan zakat ke depan selalu dalam naungan langit optimis.