"Cemana ceritanya kok kau bisa kenak?".
"Keqnya dari Binikku, Bang. Kemaren tu dia ngumpul-ngumpul sama teman-teman arisan onlennya di kafe-kafe pas dia lagi di Jakarta. Kurasa dari situ dia kenaknya."
"Tunggu dulu. Udah jelasnya kau kenak kopit? Ntar kopit-kopitan pulak".
"Memang belum kucek langsung Bang. Tapi tanda-tandanya udah banyak kali kurasa. Seperti yang udah pernah Abang bilang itu. Badanku panas, kepalaku sakit, batuk-batuk, haccim-haccim, sesak, benafaspun susah."
"Jadi gimanalah ini Bang?"
"Babababahhh..."
"Nampaknya betul juga yang kau bilang. Bisa jadi kau kenak kopid".
"Binikmu gimana?"
"Kutengok dia biasa-biasa ajanya Bang."
"Kau dengarkan baik-baik apa-apa yang mau kubilang ini dan cepat-cepat kau kerjakan".
"Pertama-tama kau jangan panik. Jangan pulak kau pergi ke pajak raya atau ke mesjid. Teriak-teriak pakek toa aku kenak kopit, aku kenak kopit kau disana sambil salto beguling-guling pulak. Klo gitunya, kau bukan kenak kopit. Kau kenak sakit pesong."
"Trus, minum dulu parasetamol itu. Jangan kemana-mana. Di rumah aja kau istirahat sama binikmu. Nampaknya binikmu itu otege. Kau makanlah daging, ikan, telor, sayur-sayur. Pokoknya yang bergiji-bergiji tinggilah. Minum juga pitamin-pitamin, neurobion, yakult, madu dan habatussauda itu. Kau perhatikan cara pakeknya. Jangan asal kau telan semua. Bisa muntah-muntah kau nanti."
"Kalo dalam tiga hari ini kau rasa sakitmu makin parah atau kau gak tahan lagi, pergilah kau sama binikmu ke rumah sakit yang resmi menangani kopid".
"Pakai masker yang biasa dipake dokter-dokter itu, yang warnanya ijo-ijo itu. Bawa hend sanitiser. Selama di perjalanan jangan kau pegang yang gak perlu-perlu. Jangan kau ngomong-ngomong sama siapapun. Bilang juga gitu sama binikmu ya."
"Kalau kau udah sampe di rumah sakit. Kau ceritakanlah semua kejadiannya sama dokter."
"Disana kau dan binikmu pasti diuji kopit. Mudah-mudahan aja negatip. Tapi kalau nanti memang positipnya, kau pasti diinapkan disana. Diisolasi di kamar pasien khusus."
"Sabar-sabarlah kau disana. Banyakinlah kau bedoa. Yang penting jangan kau jadi stres berat. Makin parah nanti sakitmu. Tenang-tenangkan aja pikiranmu. Bilang-bilang aja sama dirimu kalau banyak kali orang yang bisa sembuh dari kopid. Kau yakinkan dirimu kau itu pasti bisa sembuh. Kuatnya kau itu. Gak percumalah kau jadi komandan preman simpang."
"Oke Abangda. Siap, siap. Makasi banyak ya Bang."
(Rahmad Agus Koto/Anak Medan)
***
Postingan fiksinya ini, tapi berdasarkan actual event. Terinspirasi dari beberapa teman yang menanyakan kepadaku pertanyaan yang sama.