Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Satu Milyar Terinfeksi dan 165 Juta yang Meninggal Karena Covid-19, Mungkinkah?

30 Juni 2020   11:53 Diperbarui: 30 Juni 2020   12:17 117 2
Mungkin saja. Begini hitung-hitungan kasarnya.

Dalam enam bulan, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang. Lebih dari 500 ribu diantaranya meninggal.

Dalam konteks pencegahan dan penanganan, ahli epidemiologi umumnya mengalikan sepuluh jumlah kejadian infeksi yang terdeteksi. Hal ini didukung oleh fakta adanya fenomena orang yang positif tanpa gejala (asymptomatic carrier) dan minimnya jumlah uji Covid-19 yang dilakukan.

Berarti sekarang ada 100 juta kasus di seluruh dunia.

Berdasarkan sejumlah penelitian, daya tular Covid-19 antara 3-5 (Lancet). Satu orang yang terinfeksi bisa menularkan penyakit kepada 3-5 orang lainnya yang rentan.

Kita ambil angka yang terkecil. Akhir tahun 2020 atau enam bulan ke depan, jumlah kasus bisa mencapai 300 juta dan akhir 2021 mencapai angka 1,8 milyar orang yang terinfeksi di seluruh dunia.

Dikarenakan adanya upaya-upaya pencegahan, adanya fenomena orang yang relatif kebal Covid-19 dan vaksinasi sebagian populasi dunia (vaksin Covid-19 diperkirakan ada di akhir tahun ini), angkanya menurun jadi 1 milyar.

Ringkasnya, angka kasus Covid-19 di dunia bisa mencapai 1 milyar dalam masa dua tahun, yaitu di akhir tahun 2021.

Secara keilmuan, prediksi tersebut memang masuk akal.

Apalagi dengan adanya fenomena gelombang pandemi. Dimana saat ini, gelombang pertama belum sepenuhnya selesai, dan gelombang kedua biasanya memakan korban yang lebih banyak.

Berkaca dari peristiwa pandemi dalam sejarah, khususnya pandemi Spanish Flu yang terjadi antara tahun 1918-1920 yang menginfeksi sepertiga penduduk dunia saat itu. 500 juta yang terinfeksi dan 50 juta yang meninggal.

Siapa yang memprediksi?

Empat belas tahun yang lalu, Larry Brilliant, pakar senior epidemiologi yang memiliki peran yang signifikan dalam mengeradikasi penyakit cacar (smallpox) dari dunia menanyakan sejumlah rekannya sesama ahli epidemioligi kelas dunia, mengenai prediksi kapan terjadinya wabah besar dan berapa banyak korbannya.

Sebagian besar mengatakan bahwa wabah besar berikutnya akan menginfeksi 1 milyar orang dan 165 juta diantaranya meninggal dunia. Dan masa terjadinya di masa generasi anak atau cucu mereka, yaitu di masa ini (Wired).

Apakah ada manfaat prediksi tersebut?

Jelas ada manfaatnya, jika bukan pakai sangat. Dengan demikian negara-negara di dunia akan mempersiapkan dirinya dengan matang sebelum badai wabah besar datang menghantam.

Sayangnya, prediksi tersebut nampaknya tidak benar-benar dihiraukan oleh dunia.

Bagaimanapun, prediksi tetaplah prediksi, bisa benar dan bisa juga salah. Jelas, kita semua sangat berharap prediksi tersebut meleset jauh dan pandemi Covid-19 selambat-lambatnya bisa berakhir di akhir tahun ini.

Jangankan dua tahun, dalam enam bulan saja sudah sangat terasa sakitnya akibat dari pandemi, kan?

(Rahmad Agus Koto/Praktisi Mikrobiologi).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun