Pemerkosaan hanyalah salah satu akibat-akibat negatif yang disebabkan oleh kebiasaan melihat konten pornografi. Selain berakibat negatif pada bidang sosial, pornografi juga mengganggu keseimbangan psikologi dan kesehatan seksual.
Beberapa hari yang lalu (28 Mei 2014), Jurnal JAM Psychiatry mempublikasikan hasil penelitian Simone Kühn dan Jürgen Gallinat, peneliti dari Max Planck Institute for Human Development, Center for Lifespan Psychology, Berlin, Jerman, yang menunjukkan bahwa struktur dan fungsi Striatum otak dari subjek yang mengkomsumsi konten pornografi secara teratur mengalami perubahan yang cukup signifikan dibandingkan dengan subjek yang berlawanan.
Striatum merupakan bagian otak yang diantaranya berperan dalam motivasi, interaksi sosial dan daya ingat.
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang memperlihatkan pengaruh konten pornografi terhadap perubahan fisik otak.
Biokimia Otak Seksual, Media Porno dan Narkoba
Pada saat melakukan aktivitas seksual otak melepaskan beberapa zat kimia (hormon) yaitu
- Dopamin berfungsi dalam hal hasrat (craving) dan fokus (learning).
- Neropinefrin berfungsi dalam hal kewaspadaan (alertness).
- Oksitosin dan Vasopresin, yang berfungsi sebagai 'pengikat' memori pada objek yang memberikan kenikmatan.
- Endorfin, zat kimia yang menimbulkan sensasi kenikmatan.
- Setelah aktivitas seksual selesai, otak melepaskan Serotonin ke dalam peredaran darah, zat kimia yang menimbulkan rasa tenang atau santai.