Dan adanya perasaan yang demikian lah yang menjadi sebab atau akar kesemua konflik antar umat beragama dan atau konflik-konflik sosial yang kental nuansa agamanya. Perasaan bahwa ajaran agamanya yang paling benar itu pasti dan tidak mungkin tidak ada di dalam diri atau di dalam alam kesadarann subjektifya umat beragama. Semua umat beragama memang sudah seharusnya memiliki perasaan yang sedemikian itu di dalam diri atau di dalam alam kesadaran subjektifnya, namun ketika perasaan keagamaan yang subjektif itu akan di ungkapkan keluar maka perlu dikemas secara objektif dan tidak diungkapkan secara subjektif begitu saja mengingat di dalam dunia yang objektif terdapat begitu banyak ajaran dan atau falsafah-falsafah keagamaan yang sepintas berbeda atau bahkan bertentangan yang bisa memicu munculnya perdebatan dan atau konflik bernuasa agama yang spontan subjektif. Merasa bahwa ajaran agama sendiri yang paling benar itu memang harus dan memang penting agar keyakinan diri pada kebenaran agama yang dianut itu tetap dapat terjaga dan terpelihara, tapi........hanya Tuhan itu sendiri lah yang sesungguhnya paling benar. Di luar Tuhan tak ada yang paling benar, dan karenanya tak ada yang bisa diklaim sebagai yang paling benar kecuali Tuhan itu sendiri. Tapi kalau memang masih punya hobby untuk mengklaim sebagai yang paling benar, silahkan. Walaupun mungkin akan dianggap sebagai manusia yang tak tahu malu.
KEMBALI KE ARTIKEL