Singkat cerita, Ia ditantang oleh Pemimpinnya untuk menjadi pelatih bagi Angkatan Laut muda yang ditugaskan untuk menjalankan misi tertentu. Ia terkejut dan tidak menyangka karena menjadi pelatih bukanlah suatu hal yang diinginkan dan bukan pula tempat untuk mengaktualisasikan dirinya. Namun, karena sebuah perintah maka Ia tidak bisa menolaknya, dengan rasa terpaksa Ia pun melakukannya. Hari pertama, Ia tidak dianggap kehadirannya oleh Angkatan muda. Hari hari pun berlalu, Ia memiliki dilemma antara melanjutkan untuk menjadi pelatih Angkatan muda dengan risiko bahwa mereka bisa saja gugur dalam menjalankan misi atau berhenti menjadi pelatih dengan alasan menjadi pilot pesawat tempur adalah jati dirinya.
Karena dorongan semangat dan motivasi dari sahabat yang mengatakan bahwa para Angkatan muda membutuhkan sosok pelatih seperti Maverick maka Ia pun menggugurkan keinginan dan egonya sehingga memilih untuk tetap menjadi Pelatih demi mensukseskan misi yang dijalankan oleh Angkatan muda.
Niatnya untuk menyelaraskan Tim, membangun harmonisasi dan daya saing antar Angkatan muda, Maverick mengajak Angkatan muda untuk melakukan olahraga bersama yang mungkin tidak pernah dilakukan sebelumnya, yaitu olahraga sepak bola air. Kegiatan ini awalnya mendapat kritikan dari Pemimpinnya, tetapi Maverick memiliki tujuan ingin membentuk jiwa berjuang dan perang (ilmu serang dan pertahanan dalam satu waktu) maka permainan tersebut tetap berlangsung.