Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Akankah Indonesia Menjadi Negara Maju Dengan Pemikiran Masyarakatnya Saat Ini?

24 Februari 2014   06:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32 743 0
Indonesia, negara dengan berbagai macam kultur dan budaya, negara yang kaya akan Sumber Daya Alam(SDA)nya, negara yang menururt Badan Pusat Statistik(BPS) jumlah warga negaranya mencapai hampir 250 juta jiwa, negara yang sedemikian luasnya. Namun apakah Indonesia sudah bisa dikategorikan sebagai negara maju? Melihat dari banyaknya sumber daya manusia dan juga sumber daya alamnya wajar jika orang awam berpikir secara logika bahwa Indonesia semestinya mampu menjadi sebuah negara maju, layaknya negara adidaya sengan "superpower" nya, Amerika Serikat, yang jumlah penduduknya mencapai sekitar 313 juta jiwa, atau negara China yang kian menjelma menjadi negara nomer 1 dunia dengan jumlah penduduknya yang mencapai sekitar 1,3 milyar jiwa. Pertanyaan mendasar dari semua statistik tersebut adalah mengapa Indonesia belum mampu untuk menjadi sebuah negara maju?

Beberapa opini yang tiap hari selalu dan terus melintas di kepala saya adalah mengenai betapa rendahnya keinginan dari masyarakat Indonesia untuk mau maju, doktrin pendidikan yang mengharuskan anak - anak Indonesia untuk menjadi pintar dan bukannya cerdas, intelektualitas masyarakat yang tidak mau diajak ke level standar yang lebih tinggi.

oke, kita ambil contoh dari dunia pendidikan di Indonesia. Tes dan ulangan, itu mungkin perlu. naik kelas dan tidaknya seseorang memang bagus dijadikan sebuah bahan pertimbangan di mana seorang anak yang dirasa belum baik di tingkat kelas tersebut tidak akan dinaikan dulu sampai dia memperbaiki prestasinya. tapi melihat sistem yang diajarkan oleh para pendidik di Indonesia, sudahkah berjalan dengan tepat dan baik? berikut saya berikan sebuah bahan renungan yang bagus untuk pendidikan di Indonesia,thread ini saya copy dari kaskus.com dengan username vtikwahidi http://www.kaskus.co.id/post/5217142418cb172249000005#post5217142418cb172249000005

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:

Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak. ”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”

”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri) Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!” Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya. dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?

Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik..

Semoga bermanfaat...
copas from Dokter Febri Aldian



Lalu, jika kita melihat dari segi hiburan yang disajikan dari televisi Indonesia saat ini sungguh sangat miris sekali. Apa yang bisa anda dapatkan dari sebuah acara komedi yang menampilkan goyangan - goyangan tidak berarti sekitar empat jam dibandingkan dengan menonton sebuah program bernama "Kick Andy" yang hanya berdurasi satu setengah jam? saya tidak bermaksud promosi, tapi di program "Kick Andy" tersebut anda bisa menyadari bahwa adanya upaya - upaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk berinovasi, kreatif, membantu sesamanya, dan boleh dibilang acara ini adalah sebuah sarana inspiratif bagi masyarakat Indonesia untuk lebih maju lagi. Rasa - rasanya tidak adil juga jika sebuah acara komedi kita sandingkan dengan sebuah program talkshow, bagaimana jika "acara komedi goyang" tersebut kita sandingkan dengan acara komedi yang menamakan dirinya "Stand Up Comedy"? Jika memang masyarakat Indonesia mengaku, atau berusaha untuk memajukan bangsanya, bisa dikatakan acara stand up comedy ni lebih bermutu dan berbobot untuk ditonton, karena dalam stand up comedy, yang ditampilkan bukan hanya sekedar komedi dan pepesan kosong, tapi ada maksud tersirat yang disampaikan melalui stand up comedy tersebut. Untuk menikmati stand up comedy anda pun akan diajak berpikir untuk mengerti letak kelucuan materi yang disampaikan oleh para comic. Selain itu, bagi para pemula yang ingin menggeluti dunia stand up comedy tidak dengan serta merta akan langsung dengan handalanya ber-stand up comedy ria di atas panggung, singkatnya para pemula tersebut butuh belajar ber-stand up comedy yang baik dan benar agar mampu menghibur para penonton. Juga, acara di Indonesia terlalu mengkomersilkan sesuatu sehingga banyak acara bermutu yang harusnya sampai kepada para jutaan penonton di Indonesia menjadi tidak sampai. Apakah pernah acara televisi di Indonesia menampilkan sebuah teater anak bangsa yang namanya sudah terkenal di pentas internasional? Kelompok Teater Tanah Air pimpinan Jose Rizal Manua berhasil mempertahankan gelar 'The Best Performance' dalam ajang Festival Teater Anak Dunia atau International Childrens festival of Performing Arts pada tanggal 5 hingga 8 Desember 2013 kemarin di New Delhi, India. Sungguh disayangkan acara seperti ini tidak pernah ditayangkan oleh televisi nasional, walaupun penulis sendiri belum pernah menontonnya. Acara - acara seperti inilah yang seharusnya disuguhkan kepada masyarakat Indonesia.

Setidaknya dengan opini saya di atas dan jika memang terlaksana di Indonesia, mungkin Indonesia belumlah menjadi negara maju, tapi setidaknya negara Indonesia akan berisikan orang - orang berkualitas yang selalu berpikiran maju dan kreatif. mudah - mudahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun