Pendidikan menjadi pondasi untuk mempersiapkan masa depan yang cerah. Pendidikan bisa membantu untuk membangun karakter dan kepribadian seseorang menjadi lebih baik di lingkungan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam membangun karakter dan kepribadian seseorang, terutama dalam lingkungan masyarakat. Sekolah menyediakan kurikulum terstruktur yang mendukung pembelajaran karakter, sementara guru bertindak sebagai panutan. Orang tua berfungsi sebagai pengaruh utama, dan interaksi komunitas menawarkan pengalaman sosial yang penting. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan ciri-ciri karakter yang kuat (Cholifah & Faelasup, 2024)(S Kapatan Inda Robby & M Karmilah, 2023)(Herman et al., 2022). Pendidikan juga sebagai penentu masa depan dan kebahagiaan bagi setiap individu, dimana jika proses pembelajaran dalam pendidikan baik maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang diharapkan begitu juga sebaliknya (Putri Rahminda et al., 2023). Pendidikan begitu penting dalam kehidupan sehingga lahir sebagai jiwa dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk individu, menumbuhkan pemikiran kritis, dan memungkinkan mereka untuk berkontribusi positif kepada komunitas mereka. Pendidikan juga membuka akses kepada peluang yang lebih baik, memperluas wawasan, dan membantu individu memahami serta menghargai keragaman budaya di sekitarnya (Upadhyay, 2022)(Veronika et al., 2021). Artinya pendidikan memainkan peran penting dalam membuka akses ke peluang yang lebih baik dan memperluas wawasan individu. Ini melengkapi mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menavigasi lingkungan yang beragam dan menghargai perbedaan budaya. Filsafat merupakan hal yang penting dalam pendidikan, sebab salah satu pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah pendidikan adalah filsafat dimana filsafat memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan antara masalah teoritis dan praktis (Alarcn Leiva, 2024)(Khairani et al., 2023). Hal ini karena seluruh komponen pendidikan pada hakikatnya mengandung substansi filosofis, misalnya kurikulum pendidikan. kurikulum dibuat tidak semata mata kuliah dan silabus mata kuliah tetapi bertitik tolak dari falsafah   tertentu   yang   didalamnya mengisi  substansi  metodik  dan tujuan Pendidikan(Ratnikov, 2022). Tanpa filosofi, pendidik akan kehilangan pedoman dalam merancang, melaksanakan, dan mutu pendidikan. Secara harfiah filsafat mengandung substansi filsafat dan pendidikan (Aulia et al., 2022)(Bulgakova & Dyagileva, 2023). Filsafat berasal dari kata Yunani Philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan) yang merupakan asal kata filsafat atau filsafat. Dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang menjadi model manusia. Tanpa filsafat, ilmu-ilmu lain tidak akan berkembang. Filsafat dapat berguna untuk membebaskan manusia dari kehilangan identitas, artinya membantu individu memahami dan mendefinisikan kembali identitas  yang dimemiliki sehingga memiliki tujuan dan arah yang jelas (Vavilova, 2014)(Omelchenko, 2010). Secara stereotip, filsafat dapat dilihat sebagai pemikiran reflektif kritis terhadap suatu realitas yang ada, untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan. Di satu sisi  pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi manusia peserta didik, seperti potensi fisiknya, potensi kreatifnya, rasa dan karsanya, sehingga potensi tersebut menjadi nyata dan bekerja dalam perjalanan hidupnya.
KEMBALI KE ARTIKEL