Bulan Ramadhan 1432 H tinggal menghitung hari. Dan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim siap menyambut bulan penuh rahmat itu.
Masyarakat Jawa, punya bermacam cara untuk menyambut Ramadhan. Misalnya, kalau di Semarang, Jawa Tengah ada tradisi yang namanya “Dugderan”, yaitu sebuah kegiatan seperti pasar malam yang dilakukan seminggu sebelum ibadah puasa dimulai.
Lain kota, lain daerah, lain pula cara dan tradisinya dalam menyambut Ramadhan. Nah ini beberapa tradisi Jawa – yang saya tahu, yang biasa dilakukan manakala Ramadhan akan tiba.
Dugderan
Sebuah tradisi masyarakat Jawa Tengah, khususnya Semarang yang konon sudah dimulai sejak tahun 1881. Dugderan ini digelar satu minggu sebelum Ramadhan, dan kegiatannya mirip seperti pasar malam. Dulu masyarakat Jawa, membunyikan bedug dan meriam sebagai tanda datangnya bulan Ramadhan, karena itu nama tradisi ini jadi Duderan yang diambil dari kata ‘dug’ atau suara bedug dan ‘der’ atau suara meriam.
Perlon Unggahan
Masyarakat Banyumas, Jawa Tengah juga punya cara unik dalam menyambut Ramadhan, namanya adalah tradisi Perlon Unggahan. Seremoni menyambut bulan puasa ini adalah sebuah acara makan besar yang dilakukan warga setempat. Bermacam makanan disediakan, dan yang tak boleh ditinggalkan adalah nasi bungkus, serundeng sapi, dan sayur becek. Anehnya, dalam tradisi Perlon Unggahan ini serundeng sapi dan sayur becek yang disajikan harus disiapkan oleh kaum lelaki yang berjumlah 12 orang. Unik bukan?
Pisowanan
Tradisi ini juga biasa dilakukan oleh warga Banyumas, Jawa Tengah. Pisowanan, bisa diartikan dengan ungkapan ‘menghadap sesepuh”. Ritual dari tradisi Pisowanan ini adalah berziarah ke makam tokoh besar/agama di Banyumas. Selain berziarah ke makam, sejumlah panganan juga disediakan yang kemudian dibagi-bagikan kepada peserta ziarah. Tradisi Pisowanan ini konon sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, dan tujuannya adalah untuk mempererat tali silaturahmi warga Banyumas di saat menjelang Ramadhan.
Nyadran
Kalau tradisi yang satu ini diadakan oleh warga Boyolali, Jawa Tengah – ada juga daerah lain (Jateng-Jatim) yang punya tradisi ini. Singkatnya, tradisi Nyadran ini adalah ziarah kubur yang dilakukan bersama-sama oleh warga Boyolali. Tradisi Nyadran yang biasa dilakukan menjelang Ramdhan, atau tepatnya pada tanggal 16 Sya’ban, juga diramaikan dengan kebiasaan membawa jajanan pasar dan buah-buahan ke makam, tapi jangan salah, bawaan makanan itu nantinya akan dibagi-bagikan kepada masyarakat yang ikut Nyadran.
Padusa
Tradisi yang bermakna pembersihan lahir dan batin seseorang manakala akan datang bulan Ramadhan ini biasa dilakukan oleh masyarakat Klaten, Boyolali, Salatiga, dan Yogyakarta. Padusa ini merupakan ritual berendam atau mandi di sumur-sumur atau mata air yang dianggap “suci”.