Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung

Kopi dan Kebetulan Part 2 - Pertemuan Tak Terduga

26 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 27 Oktober 2024   00:11 36 1
Bab 2: Pertemuan Tak Terduga

Hari sudah hampir beranjak siang ketika Ghean menyeruput kopinya dengan suara keras, sesuatu yang biasanya akan membuat Fira kesal, namun anehnya kali ini tidak. Ia menatap pria di hadapannya, seseorang yang tiba-tiba muncul di kafe dan mengambil tempat di mejanya, seperti karakter yang masuk tanpa diundang dalam cerita yang sedang ia coba tulis.

Fira menyandarkan diri di kursi dan mengamati Ghean lebih dekat. Dia bukan tipe orang yang Fira bayangkan akan menarik perhatiannya---penampilan Ghean terlalu santai, cenderung cuek, dan tampaknya orang yang tidak terlalu peduli apa yang dipikirkan orang lain. Namun, entah kenapa ada sesuatu yang menarik dalam caranya berbicara---ringan, tanpa beban, seolah dunia tidak terlalu rumit untuk dihadapi.

"Jadi, Fira," Ghean memulai percakapan, menarik perhatian Fira dari lamunan, "kamu sudah berapa lama mencoba menyelesaikan naskah itu?"

Fira tersentak. "Hah? Oh, ini..." ia melirik layar laptopnya yang masih kosong. "Sudah seminggu. Aku... stuck."

Ghean mengangkat alis. "Stuck gimana? Kamu penulis, kan? Bukannya ide itu datang sendiri?"

Fira mendesah. "Ah, seandainya semudah itu. Menulis itu lebih seperti... seperti mencoba memancing ikan di danau yang tenang, tapi tidak ada ikan yang menggigit."

"Atau mungkin umpannya salah?" balas Ghean cepat, membuat Fira tersenyum kecil.

Fira menggeleng pelan. "Mungkin. Tapi bukan hanya soal umpan. Kadang, inspirasi memang... hilang begitu saja."

Ghean menyeruput lagi kopinya, kali ini lebih pelan. "Inspirasi hilang, ya? Hmm, menurutku kamu butuh penyegaran. Cobalah lakukan sesuatu yang tidak terduga. Kadang inspirasi muncul dari hal-hal yang tidak kita rencanakan."

Fira mendesah, mencoba menghindari nasihat klise seperti itu, tapi ada benarnya juga. "Seperti apa? Misalnya tiba-tiba aku pergi mendaki gunung atau mendaftar kelas yoga?"

Ghean tertawa. "Bukan harus se-ekstrem itu. Maksudku, kadang inspirasi bisa datang dari interaksi dengan orang asing... atau hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Siapa tahu, kan?"

Fira menatap Ghean penuh pertimbangan. Ia tidak tahu apa pria ini berbicara serius atau hanya melontarkan lelucon yang entah kenapa terasa sedikit jujur.

Mereka melanjutkan obrolan ringan, dari topik makanan hingga perbedaan rasa kopi di berbagai tempat. Fira jarang merasa nyaman berbicara dengan orang asing, apalagi pria seperti Ghean yang tampak hidup dalam ritme berbeda darinya. Tapi obrolan itu terasa mengalir. Tidak ada tekanan untuk menjadi menarik atau pintar---mereka hanya berbicara, tertawa, dan sesekali berhenti untuk menyeruput kopi masing-masing.

Tak terasa, waktu berlalu cepat. Ghean melirik jam di ponselnya dan tersentak. "Astaga, aku harus pergi sekarang. Kalau tidak, aku benar-benar akan terlambat ke kantor."

Fira mengangguk sambil tersenyum kecil. "Semoga kopinya cukup untuk menyelamatkan harimu."

Ghean tertawa sambil berdiri. "Oh, kopi ini menyelamatkan lebih dari itu. Terima kasih sudah berbagi meja, Fira. Mungkin lain kali kita bisa bicara lebih banyak. Tentang novelmu, misalnya."

Fira hanya mengangguk, tanpa berpikir lebih jauh. Namun, sebelum Ghean melangkah pergi, ia berbalik sejenak.

"Oh, hampir lupa. Kamu bilang kamu sedang stuck, kan?" tanya Ghean.

Fira mengangguk, sedikit bingung.

"Coba pikirkan ini: kenapa tidak tulis cerita tentang dua orang asing yang tidak sengaja bertemu di kafe?" Ghean mengedipkan mata sambil tersenyum. "Itu selalu menjadi awal yang bagus, siapa tahu bisa jadi inspirasi."

Fira terdiam sejenak, menyadari bahwa Ghean baru saja menyinggung sesuatu yang tepat mengenai hidupnya saat ini. Ia tersenyum samar. "Klise, tapi... mungkin itu bisa berhasil."

Ghean mengangkat bahu sambil tersenyum, lalu pergi, meninggalkan Fira sendiri di meja dengan pikiran yang penuh tanda tanya.

Saat Fira kembali memandang layar laptopnya yang kosong, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang baru. Baris pertama dari novelnya mulai mengalir di pikirannya. Ia mulai mengetik perlahan, mencoba menangkap energi dari kebetulan pagi ini. Ia tidak bisa memungkiri, ada sesuatu yang menarik dari ide Ghean tadi---tentang dua orang asing yang bertemu di kafe. Mungkin itu memang terlalu klise, tapi bukankah kehidupan juga sering kali penuh dengan klise yang tak terduga?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun