tempatnya abdi negara mengabdi
tidak pantas untuk dicela dan dicaci maki
tapi, ketika parlemen diisi para kurcaci
yang menggeruduk bagai tikus busuk
parlemen pun berubah menjadi kubangan
tidak lagi suci
Para kurcaci diparlemen tidak lagi mengurus konsitusi
mereka lebih senang menghitung-hitung kekayaan hasil korupsi
sampai-sampai isi konstitusi susah dicerna dan dimaknai
bagi-bagi proyek adahal kegiatan mereka sehari-hari
pemilu datang, mereka pun siap-siap bagi_bagi kursi
Turut memiskinkan rakyat yang mereka wakili
dengan menghilangkan BBM bersubsidi
ketok palu mereka begitu sakti
sehingga harga BBM pun melambung tinggi
Tidak ada yang susah bagi mereka
berapa pun harga BBM terkini..
karena hidup mereka terus disubsidi
sebagai kurcaci mereka patuh pada pemerintah negeri..
Parlemen para kurcaci bukanlah parlemen para pengabdi
yang makan gaji memang bukan untuk mengabdi
dan hanya mengahbiskan wasktunya untuk plesiran keluar negeri
sebagai bonus kerjasama dengan tuan presiden kepala negeri..
Jakarta, Juni 2013