Dia keberatan dengan jawaban saya, menurut dia sebagai warga negara yang baik kita wajib memilih, sekali pun pada akhirnya pilihan kita itu salah, tapi sebagai warga negara kita sudah menjalankan hak dan kewajiban, begitulah katanya. Saya salut juga dengan argumentasinya, ternyata tidak semua masyarakat skeptis terhadap pemilihan umum.
Saya bilang lagi sama dia, itu artinya kamu tidak bingung, buktinya kamu bisa tetap memilih sekali pun pilihannya salah. Tapi yang diinginkan dia sebetulnya bagaimana menentukan pilihan pada partai politik, sementara tidak satu pun partai politik yang dianggap baik dan bisa mewakili aspirasinya.
Jawaban terakhir sama dia, "Pilihlah yang Terbaik dari semua Yang Tidak Baik" tapi argumentasinya dia, kalau semuanya tidak baik ya gak mungkin lagi ada yang terbaik. Saya jadi bingung sendiri mau menjelaskan apa lagi, akhirnya pilihan dia seperti saya, memilih atau tidak, tidak akan berpengaruh apa-apa, karena semuanya tetap saja bisa direkayasa. Memilih juga tidak memperbaiki keadaan, tidak memilih juga keadaannya sama saja.
Maaf ini bukan agitasi atau pun provokasi, yang jelas ini bukanlah basa-basi. Terpengaruh atau tidak Anda pada tulisan ini, tidak akan mempengaruhi keadaan sebenarnya, dan tidak pula tulisan ini akan menyebabkan revolusi. Semua terpulang pada pilihan Anda sendiri, hidupn Anda..Andalah yang menentukan, bukan siapa-siapa.